Setelah melihat dari sisi luar bangunan rumah peninggalan Pangeran Adipati Mangkubumi Kerajaan Kotawaringin beserta suasana sekitar rumah, kini beranjak menikmati koleksi bersejarah yang ada di dalamnya. Cukup banyak koleksinya, sudah sepatutnya pemerintah daerah dan masyarakat turut serta menjaga dan merawat peninggalan bersejarah tersebut. Sehingga anak cucu dan generasi mendatang masih bisa mengingat sejarah masa lampau dan mengenal akar dirinya. Tidak mati obor, lupa akan asal muasal.
Di langit-langit ruangan rumah masih tergantung lampu petromaks antik produksi jaman Kolonial Belanda. Lampu-lampu petromaks ini terhubung dengan tubing logam ke bejana kempa minyak tanah. Tabung bejana pompa minyak tanah juga masih tersimpan denagn baik. Lampu petromaks merk Standart buatan pabrik Joseph Rute di Soerabaia. Lampu petromaks tersebut merupakan collectible items terlebih modelnya adalah petromaks central yang hanya ada di bangunan kantor Hindia Belanda dan rumah-rumah kaum elite. Lainnya halnya lampu petromaks indvidual yang portable, diproduksi massal. Perkiraan penulis, lampu petromaks yang ada di rumah ini diproduksi tahun 1920-an. Joseph Rute merupakan firma yang didirikan oleh 2 bersaudara orang Belanda di Surabaya yaitu Dirk dan Gerrit Janssen yang menjual lampu petromaks merk Standart. Namun pada tahun 1930 mereka pulang ke negeri Belanda dan mendirikan pabrik separu dan toko lampu petromaks dengan merk Summit.
Koleksi ranjang tinggal satu ini, bahkan kamar utama Pangeran Adipati Mangkubumi sudah tidak ada ranjangnya. Konon ranjang kamar beliau dari meubel kayu jati.