Lihat ke Halaman Asli

Ikan Kakap Bakar Petung

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

image

[caption id="" align="aligncenter" width="490" caption="http://cakidur.files.wordpress.com"][/caption] Dalam suatu perjalanan pulang dari Balikpapan, di daerah Petung, kabupaten Penajam Pasir Utara, aku mampir di sebuah rumah makan. Tengah hari sudah lewat, waktunya makan siang, kami merapat ke kiri di kedai makan bertulisan RM Karawang, tempat parkir cukup leluasa, ruang interior kedai begitu lapang. Di depannya tampak pelayan kedai tengah memanggang masakan. Tempat makan ada dua macam, di sebelah kanan berjajar meja kursi dan sisi kiri berderet meja dipan lesehan. Pelanggan bisa memilih bahan baku menu di box pendingin dekat ruang bakaran. Ada ikan patin, nila, ayam, dan kakap, tampak masih  cukup segar terlihat di insang ikan. Aku memilih ikan kakap, sengaja karena pernah makan ikan kakap bakar kaki lima di Jakarta beberapa tahun yang lalu. Terasa nikmat, tapi di Tanah Grogot masih kurang menggigit meski ikannya cukup besar. Jika memilih ikan kakap ada dua pilihan badan-ekor dan kepala. Biasanya klo makan ikan bakar yang paling lezat daging sekitar kepala seperti saat makan ikan emas dan patin. Jadi aku ambil bagian kepala meski terlihat lebih sedikit daripada badan atau ekor. Sambil menunggu ikan selesai dibakar, pelayan kedai menyajikan nasi, lalapan, sambal, dan minuman. Aroma ikan dari asap pembakaran bikin perut semakin lapar. Selang kemudian, ikan bakar telah dihidangkan. Dengan piring kerajinan rotan beralas daun pisang, wadah nasi dari anyaman bambu, terasa makan di kampung halaman di desa. Tes citarasa dengan secubit daging ikan, tambah nasi dan sedikit sambal. Maknyus, istimewa, di atas rata-rata. Sayur lalapan pun berlimpah ada kubis, kacang panjang, daun singkong, daun sawi, mentimun, dan daun kemangi. Puas makan sayur di sini, sambalnya pun pas kadar pedasnya menurut selera penulis. Citarasa ikan bakar ini mengalahkan ikan bakar yang lebih mahal yang dua kali penulis pernah rasakan di Grogot. Kesimpulannya, rumah makan ini recommended buat pembaca. Di belakang ada toilet (tampaknya masih perlu perbaikan fasilitas), tempat wudlu dan ruang sholat sederhana tersedia. Bagaimana pendapat anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline