Sudah lebih dari sepekan, di linimasa media sosial saya bertebaran konten-konten dari para kawan dunia maya dengan caption yang diawali kata-kata "Nggak bisa, Yura....". Diiringi dengan musik latar potongan lagu Risalah Hati yang dinyanyikan ulang oleh solois wanita Yura Yunita.
Entah siapa yang memulai membuat unggahan dengan caption "Nggak bisa Yura..." atau "Aku bisa, Yura.." atau sejenisnya. Sulit untuk terdetesksi dengan pasti.
Dan entah bagaimana pula kian hari kian banyak yang membuat konten seperti itu. Kadang-kadang sesuatu yang viral di media sosial memang sulit untuk dijelaskan secara nalar.
Dan bagaimana pula lagu Risalah Hati versi Yura Yunita bisa kembali muncul ke permukaan media sosial, sedangkan Yura membawakan ulang lagu Risalah Hati untuk pertama kalinya pada tahun 2021 silam. Entah.
Kemudian bagaimana pula bisa muncul video-video dengan menggunakan caption yang bersifat "jawaban" dari lirik lagu Aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadamu meski kau tak cinta kepadaku?
Nah untuk pertanyaan yang terakhir ini, boleh jadi tak bisa dilepaskan dari jenis lagu dengan lirik bersahut-sahutan, yang pernah populer dalam lingkup tembang dolanan maupun lagu-lagu papan atas yang dibawakan secara duet atau berkelompok pria dan wanita.
Dari tataran tembang dolanan, ibu saya berkisah ketika bermain di masa kecilnya dahulu kerap membawakan tembang dolanan yang dinyanyikan secara bersahutan-sahutan:
Eeeh dayohe teko (Eeeh tamunya datang)
Eeeh gelarno kloso (Eeeh gelarkan tikar)
Eeeeh klosone bedah (Eeeh tikarnya robek)
Eeeeh tambalen jadah (Eeeh tambal dengan ketan)
Eeeeh jadahe mambu (Eeeh ketannya bau)
Eeeeh pakakno asu (Eeeh jadikan makanan anjing)
Sementara di tataran lagu papan atas, mungkin anda generasi X dan Y, atau bahkan generasi Z ingat lagu beraliran dangdut yang pernah dibawakan duet Mansyur S dan Elvie Sukaesih berjudul gadis atau janda:
Sesungguhnya diriku oh memang sudah janda
Walaupun kau janda tetap kucinta
Atau lagu Pacarku Superstar yang dibawakan oleh Project Pop