Lihat ke Halaman Asli

Hadi Saksono

TERVERIFIKASI

AADC (Apa Aja Dijadikan Coretan)

"Pinjam Dulu Seratus" di Tengah Maraknya Pinjaman Online

Diperbarui: 18 September 2023   10:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Thinkstockphotos via Kompas.com

Beberapa tahun silam, seorang kawan meminjam uang pada saya. Tidak sampai setengah juta rupiah. Ia meminjam uang untuk membantu pengobatan ayahnya yang sedang sakit diabetes.

Beberapa hari kemudian, saya mendengar kabar ayah kawan saya meninggal dunia, setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit. Saya pun mengatakan pada kawan saya, tidak perlu mengganti uang yang dulu ia pinjam. Hitung-hitung meringankan bebannya yang sedang ditimpa musibah kehilangan orang tercinta.

Namun kawan saya justru bersikukuh ingin mengembalikan uang pinjaman tersebut. Meski saya sudah menolak, namun ia tetap "memaksa" untuk melunasi utangnya kepada saya.

Kawan saya menganggap, akadnya di awal adalah dia meminjam uang, bukan meminta bantuan uang. Karena itu, ia berasumsi sampai kapanpun statusnya adalah uang pinjaman, yang harus dikembalikan.

Lain waktu, ada kawan saya yang lain tiba-tiba bertanya kabar melalui WhatsApp. Dan setelah bertanya kabar, pesan berikutnya yang dikirimkan adalah ingin meminjam sejumlah uang untuk kebutuhan hariannya, karena saat itu ia sedang menganggur dan dipusingkan oleh kebutuhan anak dan istrinya.

Saya pun langsung mentransfer sejumlah uang seperti yang ia minta. Namun kawan saya ini tak mengatakan kapan ia akan mengembalikan pinjaman uang itu.

Hari demi hari, bulan demi bulan, tak ada kabar darinya perihal (rencana) pelunasan pinjaman uang darinya.

Suatu ketika, saya ada suatu keperluan dan berharap kawan saya bisa membayar ataupun mencicil utangnya agar uangnya bisa saya gunakan untuk keperluan itu.

Namun ketika saya hubungi dia, eh, beliau malah curhat masih menganggur dan keadaan ekonominya lebih buruk daripada saya. Oke, meski dia tak mengatakan langsung, namun saya anggap curhatannya itu adalah menyiratkan bahwa ia masih belum bisa mengembalikan uang pinjamannya kepada saya.

Ya sudahlah, mau bagaimana lagi. Saya kan bukan debt collector yang memang pekerjaannya adalah menagih utang.

Belakangan ini, perkara pinjam-meminjam uang, khususnya kepada teman, kembali ramai menjadi pembicaraan di ranah media sosial. Meme dengan caption "pinjam dulu seratus" kini kembali beredar menghiasi linimasa media sosial.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline