Lihat ke Halaman Asli

Hadi Saksono

TERVERIFIKASI

AADC (Apa Aja Dijadikan Coretan)

Tragedi Kanjuruhan Ungkap "Permainan Bayangan" Pemilik Arema FC

Diperbarui: 31 Oktober 2022   13:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengusaha muda Gilang Widya Pramana menyatakan mundur sebagai presiden klub Arema FC pada 29 Oktober 2022 (Sumber foto: Kompas.com/Suci Rahayu)

Pada tanggal 29 Oktober 2022, alias tepat empat pekan usai Tragedi Kanjuruhan yang memilukan, pengusaha muda Gilang Widya Pramana, atau yang juga dikenal dengan julukan Juragan 99, meletakkan jabatannya sebagai presiden Arema FC.

Saat mengumumkan pengunduran dirinya di kantor Arema FC, Gilang mengaku ada dua alasan utama mengapa ia memilih untuk mengundurkan diri dari jabatan presiden Arema FC.

Pertama, ia mengaku sangat sedih dan trauma akibat tragedi Kanjuruhan yang telah memakan 135 korban meninggal dunia. Kedua, Gilang menilai Arema FC membutuhkan sosok yang lebih kompeten untuk memimpin tim sebesar Arema FC.

"Karena rasa kesedihan dan trauma yang mendalam, saya memutuskan untuk istirahat atau rehat dari dunia sepak bola. Dengan situasi sekarang, saya rasa Arema FC memerlukan sosok yang lebih baik yang bisa membawa tim lebih solid, kuat, dan baik."

ucap Gilang saat mengumumkan pengunduran dirinya. Ia menegaskan, langkahnya untuk lengser sebagai presiden Arema FC bukan karena paksaan maupun tekanan saat mengambil keputusannya tersebut. Hal itu didasari bentuk tanggung jawab moral sebagai pemimpin Arema FC atas tragedi Stadion Kanjuruhan.

Sebelum meletakkan jabatannya, Gilang menunjukkan kepedulian yang sangat besar saat tragedi Kanjuruhan terjadi. Ia langsung membentuk crisis center yang menjadi pusat informasi penanganan korban.

Selain itu, dia juga yang menginisiasi anggota tim Arema FC untuk melakukan takziah ke seluruh korban meninggal tragedi Kanjuruhan. Ia pun terjun langsung mengunjungi keluarga korban dari rumah ke rumah dan berusaha meringankan beban seluruh korban dengan memberikan santunan.

Meskipun sudah melakukan banyak hal untuk para korban, bayangan tangis keluarga korban tak cukup menghilangkan rasa bersalah.

"Saya sampai setiap malam selalu memikirkan, sejak hari pertama sampai saat ini juga susah tidur, tidak nyenyak, ada perasaan mengganjal yang saya rasakan."

ungkap pria kelahiran Probolinggo itu sembari menahan tangis saat konferensi pers.

Dua hari sebelum mengundurkan diri, Gilang menghadiri panggilan penyidik Polda Jawa Timur untuk diperiksa sebagai saksi kasus Tragedi Kanjuruhan, selama 5 jam. Dan kepada wartawan usai menjalani pemeriksaan, Gilang mengaku menjalani pemeriksaan tambahan soal aliran dana.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline