Saudaraku yang dimuliakan Allah, marilah kita menggelorokan semangat iman dengan bersungguh-sungguh hadir dalam sholat berjamaah. Di dalam sholat jamaah akan merasakan gelora semangat yang membuat hati kita senantiasa rindu untuk berbuat baik, bisa merasakan hembusan angin kebaikan yang merasuk ke dalam tubuh kita, sehingga kitapun bersemangat menjadi orang baik.
Apalagi pada bulan ramadhan ini, saat masjid dipenuhi jamaah, orang-orang bersemangat menghadiri tempat-tempat sholat tarawih, berdzikir, membaca Al-Qur'an dan beriktikaf di masjid. Bukankah semua ini adalah suasana yang seharusnya menginspirasi untuk bebuat baik, serta membuat kita bertekad menjadi orang baik dalam kehidupan ini.
Nabi Muhammad SAW setiap kali selesai memimpin sholat, berdzikir sebentar lantas melihat ke arah jamaah, beliau ingin melihat siapa saja yang hadir dan siapa saja yang tidak hadir. Jika ada yang tidak hadir, beliau SAW akan bertanya mengapa orang tersebut tidak hadir. Seandainya penyebab ketidakhadiran itu karena sakit, beliau SAW akan menjadi orang pertama yang menjenguknya. Orang pertama yang memberikan dukungan agar yang sakit sabar dan tabah, banyak berdoa agar memperoleh kesembuhan dan kesehatan.
Bahkan saat perang sedang berkecamuk sekalipun beliau SAW tetap memerintahkan mendirikan sholat berjamaah. Mungkin kita akan bertanya mengapa pada saat perang sudah berkecamuk, saat pedang beradu dengan pedang, pada saat pedang-pedang kamatian bisa mengincar pada setiap detik. Masih juga diperintahkan untuk mendirikan sholat berjamaah ?
Mengapa tidak berkosentrasi dalam medan perang, sholat berjamaah diabaikan dulu, sampai perang usai ! Dalam sholat berjamaah jika dilakukan dengan bersungguh-sungguh akan mampu membangkitkan gairah yang besar untuk berjuang, menyatukan hati dalam ikatan yang kuat. Setiap suara takbir pada gerakan sholat akan membangkitkan semangat kita bahwa Allahlah yang Maha Besar, kekuatan musuh akan terasa kecil. Menyadarkan kita bahwa, diri kita bersama Yang Maha Besar.
Jika demikian, mengapa kita takut untuk melangkah kaki berjuang demi meraih kemenangan bersama Yang Maha Besar !?.
Sholat jamaah adalah benih bagi pohon besar bernama ukhuwah islamiah. Sebuah jalinan yang sangat kuat untuk menyatukan hati agar bisa melangkah dalam satu tekad berjuang dalam satu misi yang sama, meninggikan kalimah Allah. Sholat berjamaah yang terkadang diabaikan, dianggap tidak penting, sebenarnya merupakan ladang penyemaian kebangkitan Islam. Sehingga setiap orang-orang yang beriman bisa membangkitkan kembali semangat hidupnya, menggairahkan kembali urat syaraf semangat beribadahnya.
Suadaraku yang telah dimuliakan hatinya oleh Allah dengan Iman dan Islam, saudaraku yang telah dimuliakan oleh Allah dengan semangat beramal dengan ikhlas dan syukur. Marilah kita merenungkan firman Allah :
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk (Ali 'Imran 103).
Allah telah menyatukan kita dalam nikmat Islam dan Iman, dulu bangsa Arab yang terkenal sebagai bangsa jahiliyah, yang gemar berperang antar kelompok suku dan golongan bersatu dalam panji agama Allah. Lantas mereka berkembang menjadi kelompok yang paling bergairah dalam beramar makruf nahi mungkar, salah satu pilar terpenting kebangkitan itu adalah kesungguhan mendirikan sholat berjamaah. Generasi yang paling awal dalam islam itu sangat mengutamakan sholat berjamaah, walaupun dalam keadaan perang yang paling genting sekalipun. Maka Allah memuliakan dengan kemenangan atas Romawi dan Persia, sebuah kemenangan yang ditempuh dengan cara mulia dan menghasilkan peradaban yang mulia.
Ingatlah firman Allah.
Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat,(Ali Imron 105)