Lihat ke Halaman Asli

Asongan, Gaya Berjualan Paling Indonesia

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Saat di bus dalam sebuah perjalanan jauh, suasana panas dalam kendaraan membuat rasa haus perlahan melanda tenggorokanku, ditambah sedikit lapar yang cukup mengganggu kenyamanan perjalanan. Kucoba memejamkan mata untuk tidur agar derita dahaga dan lapar tak terasa, tapi tak bisa. Kucoba pejamkan mata dan "yang dingin, yang dingin...kacang-kacang..", Wow, asyik. Tak lama kemudian "tahu...lumpia...gorengan...", Layaknya musafir di padang gurun tandus tiba-tiba menemukan kubangan oase. Mataku menjadi segar, air liurku seakan mau tumpah membanjiri baju, ingin segera sampai ke oase itu. Kuacungkan tangan sambil sedikit berteriak memanggil "air dingin pak..". Lalu disusul penjual gorengan berjalan semakin mendekat ke arahku sambil semangat menawarkan barang dagangannya.."Tahu mas, atau Lumpia?", ia menawarkan padaku. Lapar membuatku tak kuasa menolak "iya, tiga pak". Lalu kunikmati makanan dan minuman itu sambil menikmati perjalanan. Ah, nikmat tak terkira.

Rasa laparku terobati. Semua berkat jasa pedagang asongan. Pengasong sangat istimewa bagiku, dan tentunya sangat dan paling Indonesia. Terima kasih, Pengasong. Berjualan asongan berarti menjual sesuatu dalam jumlah tidak besar (eceran) dengan cara menawarkan barang jualan ke calon pembeli langsung. Biasanya berada di jalan raya tepatnya di saat lampu merah, di bis kota atau ditempat-tempat umum. Yang ditawarkan pun beragam, mulai makanan semisal kacang, permen, tahu, lumpia, dan gorengan lain atau buah-buahan yang sudah dipotong dan siap makan, dan juga beragam minuman, mulai kopi, air mineral, air dingin, hingga minuman yang berrasa. Tak jarang pula ada yang menjajakan koran, buku, alat tulis, rokok, korek api, lampu senter, hingga alat menjahit mini. Luar biasa semangat enterpreneuship dalam jiwa para pedagang asongan.

Memang, umumnya barang dagangan mereka lebih sedikit mahal dibanding dengan di toko langsung. Tetapi itu cukuplah untuk membayar jerih payah atau jasa mereka mengantar barang hingga ke hadapan kita yang sedang dalam perjalanan dan tak sempat turun hanya sekedar membeli munuman atau makanan, seperti yang saya alami dan juga hampir tiap penumpang di Indonesia. Ya sekali lagi hanya di Indonesia. Semangat pedagang asongan yang tak kenal lelah adalah semangat Indonesia. Terima kasih Pengasong, salam Merdeka!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline