Pengantar
Suatu hari saya mencoba membuka channel youtube kebetulan tentang ceramah agama oleh seorang Da'i yang bercerita tentang suatu kisah yang cukup menarik perhatian ....
Al kisah ada sebuah bis luar kota berisi penumpang para ulama, kyai dan pemilik pondok pesatren. Perjalanan tersebut dalam rangka memenuhi undangan pemerintah pusat berkaitan acara forum keagamaan di Jakarta.
Lantaran jarak perjalanan cukup jauh, pada saat siang tiba waktu dhuhur mereka meminta sopir bus untuk berhenti di salah satu rest area karena mereka akan melakukan sholat. Sopir Bus pun berhenti untuk masuk ke rest area dan segera memarkir mendekati pelataran parkir ke sebuah masjid kecil yang berada di sana. Segera lah para ulama tersebut turun menuju masjid.
Usai mereka berwudhu dan saat akan melakukan sholat berjamaah, mulai adanya keributan kecil diantara mereka. Apakah harus melakukan sholat jamak dengan menggabungkan dua waktu sholat yakni sholat dhuhur sebanyak 4 rakat dan sebanyak ashar 4 rakat. Ada sebagian para ulama bersepakat untuk diringkas atas penggabungan dua waktu sholat menjadi 4 rakaat saja, akan tetapi ada sebagian lainnya berselisih pendapat dan ingin sholat digabung yakni sholat dhuhur dan ashar masing-masing 4 rakat.
*************
Belum selesai dengan perselisihan berakhir, selanjutnya untuk menjadi imam shalat mereka mempersilahkan ulama lainnya karena saling menghormati dan merasa sungkan, namun hal tersebut juga cukup memakan waktu lama hampir 5 menit dan belum ada satu pun Kyai yang beranjak ke depan sejadah untuk menjadi Imam. Tiba-tiba ada seorang pemuda berambut gondrong dan berpakaian lusuh menerobos ke depan dan segera berdiri pada sejadah untuk imam dengan suara lantang berkata, "Ayo nanti habis waktu, segera luruskan dan rapatkan barisan!". Hal tersebut membuat kaget seluruh jamaah yang tidak begitu mengenalnya, namun akhirnya mereka tetap mematuhi dan segera berdiri berjajar rapi menuruti perintah imam shalat tersebut.
Pemuda gondrong tersebut segera mengangkat tangan dan mengucapkan takbir tanda mulai shalat, dan selanjutnya segera membaca surah Al-Fatihah dengan suara cukup keras. Para jamaah sholat yang terdiri dari ulama terkejut, karena bacaan ayat Al-qurn dengan suara keras dalam shalat pada umumnya hanya dilakukan pada waktu sholat shubuh, maghrib dan Isya. Kemudian beberapa ulama berusaha untuk mengingatkan atau menegur dengan mengucap kata "Subhanallah..". Teguran dari makmum jamaah sholat justru tidak digubris oleh imam sholat yang tetap membaca dengan suara keras. Akhirnya para jamaah terdiam dengan sedikit bergumam dalam hati seolah ada penyesalan... "lebih baik tadi saya yang menjadi imam... nampaknya anak muda tersebut tidak memahami tata cara sholat".
*************
Demikian halnya, usai sholat berjamaah berakhir tiba-tiba pemuda gondrong yang berpakaian lusuh segera berdiri tanpa duduk berdiam sejenak untuk melakukan zikir dan berdo. Pemuda tersebut segera keluar menuju pintu masjid dengan melangkahi secara tidak sopan diantara barisan jamaah sholat yang terdiri para kyai da ulama. Setelah beberapa lama para kyai menyelesaikan zikir dan berdo, akhirnya mereka berdiri dan kembali terjadi keributan untuk saling bertanya-tanya siapakah pemuda gondrong yang tidak sopan tersebut?.
Kemudian salah seorang kyai melihat seorang petugas masjid yang sedang menyapu lantai masjid di teras, Kyai tersebut segera mendekati dan bertanya, "Assalamulaikum.. Pak boleh saya bertanya, apakah bapak tadi melihat seorang pemuda gondrong yang keluar dari masjid usai sholat berjamaah tadi, itu siapa ya?". Si petugas masjid segera menghentikan pekerjaaannya dan berkata, "Oh ya, saya melihat Kyai... pemuda tadi seorang tukang parkir di rest area ini, dan mohon maaf dia itu agak kurang waras,". Betapa kagetnya para ulama dan Kyai mendengar penjelasan si petugas masjid. Hah... ???