Gegas berjalan dengan bersendal jepit,
Bersama tumpukan koran diapit.
Membelah semburat jingga,
Bersiap menerobos jalan di pagi buta.
Setiap lorong gang dia berjalan ,
melempar gulungan koran tiap rumah pelanggan.
Ketika mulai terlihat sang surya,
Dekapan koran tinggal setengah.
Dia menuju perempatan jalan,
Berteriak menjajakan koran.
Ketika sang surya mulai meninggi,
Satu persatu koran habis terjuali.
Kembali dia menuju tempat lapak,
Seraya menyetor uang dan catatan.
Diambil sepatu, baju dan tas berisi buku,
Yg dititip ditempat lapak koran itu.
Bergegas dia bersalin pakaian,
Rambut pun dirapikan dengan jari tangan.
Dia pun berlari tergopoh menuju sekolahan,
Lari dipercepat saat gerbang menutup perlahan.
Peluh keringat dikipas dengan buku,
Seraya ikuti pelajaran dari sang guru.
Tukang koran semangatmu hebat sekali,
Berjuang hidup tuk perbaiki nasib diri.
Engkau rela kehilangan masa bermain,
Demi masa depan agar terjamin.
Engkau tak malu walau hidupmu kekurangan,
Optimis dan percaya diri jadi teladan.
Di sekolah pun kamu banyak teman,
Tak bedakan nasibmu tuk berkawan.
Sekali lagi ku lihat tukang koran berjalan,
Dari dalam kaca mobil ku panggil perlahan.
Tanpa tawar kubayar dengan uang lembaran,
Kau tersenyum kutolak uang kembalian.
Lantas kutepuk bahunya dengan sayang,
Kasih nasehat agar sekolah jangan ditinggalkan.
Kuyakinkan bahwa masa depan cerah menanti mu,
Karena aku saat kecil juga seperti dirimu.
Bekasi, tengah malam, 9/10/22