- Pendahuluan
Baru-baru ini, dunia dihebohkan dengan cuitan twitter para netizen yang mengomentari para pemimpin dunia yang sedang melakukan pertemuan Konferensi tingkat Tinggi (KTT) G-7 di Jerman. Yang menarik perhatian netizen di Indonesia adalah foto para pemimpin negara G-7 mengenakan kemeja putih lengan panjang yang digulung sebagian.
Komentar salah satu netizen di media sosial (twitter) bahwa gaya berpakaian tersebut adanya pengaruh "Jokowi Effect" yakni seorang pemimpin besar dapat dinilai dari pengaruh yang diberikan kepada orang lain walau pada hal-hal kecil.
Para pemimpin negara G-7 tersebut sengaja melepas jas mereka dan hanya mengenakan kemeja putih lengan panjang yang digulung, itu merupakan ciri khas Presiden Jokowi atau dikenal dengan Jokowi Style (Ainur Roofiqi, 2022). Lantas apa yang dimaksud dengan Jokowi Effect, seperti yang disebut netizen?.
Dalam hal ini, penulis akan coba mengupas dalam kelimuan kepemimpinan (leadership) mengenai pengaruh berpakaian Jokowi yang menjadi trend setter dunia melalui kajian studi literatur berdasarkan literatur terbatas dari beberapa artikel yang pernah ada sebelumnya.
- Jokowi Effect Sebagai Simbol Gerakan Politik di Indonesia
Jokowi Effect tercantum dalam Wikipedia dengan penjelasan yakni istilah yang diciptakan media untuk mendeskripsikan pengaruh kepopuleran Jokowi terhadap perpolitikan dan perekonomian di Indonesia dan pencalonannya sebagai presiden yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada pemilihan umum tahun 2014.
Jokowi effect diharapkan memiliki pengaruh signifikan terhadap perolehan suara partai tersebut (Dany Sutrisno, 2014). Sementara itu, pengaruh Jokowi effect di bidang ekonomi atas pencalonan sebagai presiden diharapkan pula dapat meningkatkan gairah pasar modal (Arinto Tri Wibowo, 2014).
Keberhasilan Jokowi memenangkan pemilu tahun 2014 sebagai presiden dapat dianggap sebagai momentum perubahan perpolitikan di Indonesia.
Dari jejak karir beliau, pada mulanya sebagai pengusaha furniture dari daerah Solo, kemudian mengadu nasib untuk bertarung dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) di Solo dan berhasil menjadi kepala daerah yakni sebagai Walikota Solo.
Lantas tak berapa lama menjabat, Jokowi pun maju dalam pertarungan dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) di daerah sentra politik yakni mencalonkan diri menjadi gubernur Provinsi DKI Jakarta, dan kembali mendulang sukses.
Lesatan karirnya begitu cepat, mungkin sang Dewi Fortuna begitu suka padanya, Jokowi pun diusung oleh partai besar yakni PDIP untuk maju dalam pertarungan politik di level tertinggi yakni mencalonkan diri sebagai Presiden Republik Indonesia, dan nyatanya pengaruh Jokowi effect berhasil mendulang peraihan suara cukup signifikan sehingga kini beliau menjadi presiden Republik Indonesia, bahkan telah menginjak periode kedua. Latar belakang sebagai warga sipil ini lah yang menjadi perhatian masyarakat dan dianggap sebagai Gerakan politik rakyat (civilization).