Lihat ke Halaman Asli

Cak Bejo

Menembus Batas Menguak Yang Tersembunyi

LDII Dorong Anggaran Kesehatan 10%

Diperbarui: 22 September 2024   05:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketua DPW LDII Jawa Barat, menekankan pentingnya program kesehatan dalam mencerdaskan generasi bangsa.(Dok.Pribadi)

Jakarta (21/9) -- Ketua DPW LDII Jawa Barat, Dicky AM Harun, menegaskan bahwa program mencerdaskan anak bangsa harus diimbangi dengan peningkatan kesehatan masyarakat. Hal tersebut diungkapkan dalam "Podcast Rakornas LDII" bertema *Meningkatkan Kesadaran Hidup Sehat pada Warga Masyarakat*, yang berlangsung bersamaan dengan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) LDII di Pondok Pesantren Minhaajurrosyidiin, Jakarta, pada Jumat (20/9).

"Jika masyarakat sakit dan kesulitan mendapatkan akses kesehatan karena minimnya infrastruktur, maka potensi kecerdasan anak bangsa tidak bisa maksimal," ujar Dicky, yang merupakan lulusan Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran.

Dicky juga mengusulkan agar anggaran kesehatan ditingkatkan hingga 10 persen dari total APBN. "Saat ini anggaran kesehatan masih di kisaran lima persen. Jika anggaran dinaikkan, peluang menciptakan generasi yang sehat dan cerdas akan lebih besar," tambahnya.

Lebih lanjut, Dicky menjelaskan bahwa pondasi pembangunan bangsa adalah pendidikan dan kesehatan. "LDII, sebagai organisasi dakwah, tidak bisa bergerak sendiri. Kami juga membutuhkan dukungan dari sektor ekonomi, keamanan, dan kesehatan. Pendakwah pun harus sehat, karena jika sakit, bagaimana bisa berdakwah?" tegasnya.

Sementara itu, Ketua DPW LDII Lampung, Aditya, menyoroti pentingnya meningkatkan daya tahan tubuh agar terhindar dari berbagai penyakit, seperti Covid-19. "Tidak semua orang otomatis terpapar virus. Ini sangat tergantung pada daya tahan tubuh, pola makan, serta tingkat stres seseorang," katanya.

Menurut Aditya, salah satu cara untuk meningkatkan daya tahan tubuh adalah dengan memanfaatkan tanaman herbal di rumah tangga, seperti temulawak, yang telah lama dikenal mampu membantu menjaga kekebalan tubuh.

Selain itu, Aditya juga mengingatkan bahwa anak-anak harus diajarkan untuk tidak bergantung pada orang tua dalam menghadapi stres. "Anak-anak perlu dilatih untuk menghadapi masalah, karena menghindari masalah justru akan berdampak buruk bagi perkembangan mereka," jelas Aditya.

Ia juga menyoroti tren cuci darah pada anak-anak yang kini semakin meningkat, bahkan terjadi pada anak usia 7 tahun akibat konsumsi minuman bergula tinggi. "Minuman bergula ini, selain bisa merusak metabolisme tubuh, juga berpotensi membuat gigi anak menjadi keropos," paparnya.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Aditya mengajak masyarakat untuk mengedukasi anak-anak agar rajin menggosok gigi dan memperbanyak minum air putih. "Perlu ada literasi tentang kandungan makanan dalam kemasan, agar konsumsi makanan dan minuman dapat dikontrol," imbuhnya.

Di akhir pernyataannya, Aditya mengajak orang tua untuk mengajarkan anak-anak agar lebih kritis terhadap produk makanan dan minuman yang mereka konsumsi. "Apa yang kita konsumsi akan menentukan kondisi tubuh kita, jadi kita harus bertanggung jawab penuh atas hal itu," pungkasnya.(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline