Lihat ke Halaman Asli

Cak Bejo

Menembus Batas Menguak Yang Tersembunyi

Diskominfo dan LDII Jatim, Benteng Terakhir Melawan Hoaks di Era Digital!

Diperbarui: 29 Juni 2024   18:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Generasi Muda LDII Jawa Timur Didorong Bijak Bermedia Sosial dalam ToT Literasi Digital


Surabaya, 29 Juni 2024 -- Dalam langkah revolusioner untuk mengubah wajah dunia digital, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jawa Timur menggandeng DPW Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Jawa Timur menggelar Training of Trainer (ToT) bertemakan "Membangun Ruang Publik yang Sehat dan Peradaban Luhur Bangsa dengan Bijak Bermedia Sosial." Acara yang berlangsung di Aula Ponpes Sabilurrosyidin Annur, Surabaya ini dihadiri oleh 80 peserta dari 38 DPD LDII Kota/Kabupaten se-Jawa Timur.

Dalam sambutannya, Kepala Diskominfo Jawa Timur, Sherlita Ratna Dewi Agustin, menyampaikan data mengejutkan bahwa 79,5 persen masyarakat Indonesia adalah pengguna internet, menurut survei Asosiasi Pengusaha Jasa Internet Indonesia (APJII) 2024. Sherlita mengingatkan bahwa di balik kemudahan akses informasi, terdapat ancaman nyata dari penyebaran informasi hoaks yang mengancam integritas publik.

"Ketidakmampuan masyarakat dalam mengenali informasi hoaks adalah masalah serius. Meskipun tingkat akses internet tinggi, literasi digital masih rendah, menciptakan jurang besar yang berpotensi merusak tatanan informasi yang benar," ujar Sherlita dengan tegas.

Sherlita juga mengapresiasi inisiatif DPW LDII Jawa Timur dalam mengedukasi generasi muda tentang pentingnya literasi digital dan etika bermedia sosial. Ia berharap kolaborasi ini dapat diperluas dengan membuka peluang magang bagi pemuda LDII di Diskominfo Jawa Timur.

Senada dengan itu, Ketua DPW LDII Jawa Timur, KH Moch. Amrodji Konawi, menekankan bahwa meskipun media sosial membawa banyak manfaat, risiko negatif seperti berita hoaks dan fenomena 'post truth' perlu diwaspadai. "Kebenaran sering kali dibentuk oleh persepsi, bukan berdasarkan fakta. Hal ini menyebabkan informasi palsu tampak benar di mata publik," jelas Amrodji dengan penuh kewaspadaan.

Amrodji juga mengingatkan pentingnya berhati-hati terhadap ujaran kebencian di media sosial yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Islam. Selain itu, ia menyoroti ancaman nyata dari judi online dan pinjaman online yang merajalela.

Sebagai organisasi masyarakat Islam, LDII merasa memiliki tanggung jawab besar untuk meningkatkan literasi digital di kalangan masyarakat. Melalui Biro Komunikasi Informasi dan Media (KIM) serta Teknologi Informasi dan Aplikasi Telematika (TIAT), LDII menyelenggarakan ToT literasi digital yang tidak hanya ditujukan bagi generasi muda LDII tetapi juga masyarakat luas. "Tujuan kami adalah membentengi diri dari pengaruh negatif di media sosial," tambah Amrodji dengan penuh semangat.

Kegiatan ini diharapkan dapat menciptakan dampak signifikan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya bijak bermedia sosial, membangun ruang publik yang sehat, serta menjaga peradaban luhur bangsa.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline