Ketika pagi itu, sinar matahari menyapa dengan lembut. Di komplek perumahan, suara gemerisik daun dan langkah kaki yang tergesa-gesa mengiringi pagi yang cerah. Di sudut jalan, gerobak pecel yang dulu didorong oleh suami istri kini ditinggalkan. Ibu yang dulu berjualan pecel bersama suaminya, kini berdiri sendirian di samping gerobak.
Wajahnya yang keriput menceritakan kisah hidup yang panjang, penuh perjuangan. Pecel yang disajikan masih sama: sayuran rebus segar, kuah sambal kacang yang menggugah selera. Namun, kali ini, Ibu tak lagi mendorong gerobak dengan suaminya. Suaminya, yang selalu setia berada di sampingnya, telah berpulang menghadap sang Khalik. Si Ibu tetap tersenyum, meski beban hidup semakin berat. Dia tahu, hidup memang layak diperjuangkan, bahkan ketika tantangan menghadang.
Semoga cerita ini menginspirasi, dan semangat Ibu Pecel terus membara di hati kita semua 😊
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H