Lihat ke Halaman Asli

"Tersenyumlah"

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Perpisahan demi perpisahan silih berganti,
Rasanya..,baru kemarin tangisnya hadir di dunia,
Kini sudah harus terpisahkan oleh pengkhianatan,
Rasanya baru kemarin teman..,kita bercanda tawa,
Kini sudah harus terpisahkan jalan bercabang,
Rasanya baru kemarin sobat..,kita lafaldkan Annaba,
Kini engkau sudah harus menghadap Sang Illahi.

Pedih memang...,getir memang...,Whhuuuhhh,
Itulah dunia tak kan pernah kekal di dalamnya,
Terkadang kesunyian menyelimuti kesendirian,
Terkadang kesendirian menyelimuti kebersamaan,
Betapa Kuasanya Engkau Ya Rabb atas kami,
Betapa Perkasanya Engkau Ya Rabb atas kami,

Sering ku merasa bahwa cobaan hanya untukku,
Sobatku berkata.,engkau tak kan pernah sendiri,
Aku lupa banyak saudaraku yang mengalaminya,
Aku lupa banyak para malaikat di sekelilingku,
Dan lupa akan keberadaanMu Ya Malikul Qudduus,
Ampunkan hambamu Ya Rabb..,Ampunkan aku Ya Rabb.

Aku tersadar betapa tak berdayanya diri ini,
Akupun jatuh tersungkur pasrah menghadapMu,
Ku tumpahkan segala kepedihan yang menyiksa,
Dan Engkau sambut ratapanku dengan senyuman,
Kurasakan Betapa lembut belaian kasih sayangMu,
Kurasakan Betapa kekal cinta kasihMu Ya Raabbbb,
Padahal hamba begitu hina..,begitu hinaaaaa.

Seketika itupun lenyap segala prahara jiwaku,
Engkau ubah pilu kesedihan menjadi kebahagiaan,
Engkau ubah kepekatan kalbu menjadi kemilau,
Engkau ubah semuanya menjadi senyuman..ya..senyuman,
Senyuman begitu indah..,senyuman begitu menyejukkan,
Tersenyumlah saudaraku...,Tersenyumlah saudariku,
Karena indahnya senyuman menghadirkan perjumpaan.

Terima kasih Ya Rabb atas segala ujianMU.

C.A.
18-02-2010




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline