Lihat ke Halaman Asli

"Assalamu'alaikum"

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pagi yang penuh berkah dengan selimut kesejukan,
Tetapi sayang semua itu tak menyentuhku,
Fikiranku sudah penuh sesak urusan dunia,
Seluruh tubuh ini terasa kaku membatu.

Wajahku beku tak sanggup membalas senyum pagi,
Padahal aku termasuk beruntung ruhku bisa kembali,
Dan hanya untuk menikmati karuniaNya aku tak bisa,
Sebuah rutinitas yang membuat Allah kesal.

Lalu lalang orangpun menghiasi depan rumah,
Semua sama wajahnya penuh keseriusan dunia,
Tidak ada tegur sapa apalagi senyuman,
Apa nikmatnya kehidupan semacam ini.

Di saat aku hanyut dalam pahitnya suasana,
Sebuah salam manis terdengar dari luar,
Assalamu'alaikum...,Assalamu'alaikum...,
Semoga keselamatan meliputi kita saudaraku.

Akupun membalas wa'alaikum salam berhias senyuman,
Dia...dia...dia seorang bapak pemulung,
Segala puji bagiMu Ya Rabb atas ciptaanMu,
Hhmm...Kalimat itu sanggup menyingkap tirai kalbuku.

Begitu damai mengalahkan kesejukan pagi,
Apalagi senyuman lembut sang penyapa begitu tulus,
Tidak ada kepalsuan meyelimuti wajahnya,
Sesaat tembok keangkuhan runtuh.

Aku tak sanggup bayangkan jika...,
Jika seluruh umat muslim berbuat ini,
Mungkin Allah akan selalu tersenyum bangga,
Matahari akan selalu hangat menyapa,
Bunga bunga bermekaran dengan wanginya,
Langitpun akan selalu berhiaskan pelangi,
Seluruh alam akan menyambut salam kita.

Wwooww...,indah...indah...daannn indah,
Assalamua'laikum wa rahmatullah wabarakatuhu,
Semoga keselamatan meliputi kita saudaraku,
semoga kesejahteraan Allah turunkan untuk kita,
Dan semoga kasih sayang kita selalu terjaga.

C.A.
05-02-2010




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline