Lihat ke Halaman Asli

Cahyo Anugrah D

Berbiasa menulis, karena menulis bisa membuat tenang.

Durjana, sang Pengaman Negara

Diperbarui: 9 Agustus 2020   14:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pengaman negara,
emm. Melindungi, mengayomi, yang mana?
Pengaman negara,
emm. Kau durjana bermuka dua!

"Cuih! Bajingan!"

Gagahmu kokoh tak tertandingi,
sang militer pilihan bapak pemimpin negeri,
tapi kenapa kau selalu mendiskriminasi,
kami kaum tertindas bumi pertiwi?

Apa ini semua perintah atasanmu?
Apa karena akan kehilangan jabatan,
kau rela melakukan kejahatan?
Jawab! Hei, kau durjana!

Ingat kau dengan rakyatmu?
Apa kau ingat waktu kaki dengan sepatu larsmu,
mendarat di kepalaku?

Kau tendang aku layaknya bola sepak,
lontaran cacian tak henti keluar dari mulut manismu,
kau anggap aku layaknya budak,
kau bunuh rakyatmu dengan senapan berpeluru.

Kritikku kau bungkam,
orasiku kau pendam,
tubuhku kau pukul hingga lebam,
keadilan di negara ini semakin menjadi buram.

Kini kau semakin leluasa,
menangkap,
merampas hak,
membabi buta massa,
dan menembak tanpa dosa.

"Ada yang membunuh. Ada yang di bunuh. Ada peraturan. Ada Undang-Undang. Ada pembesar, polisi, dan militer. Hanya satu yang tidak ada: Keadilan." ---Pramoedya Ananta Toer

Karanganyar, 05 Juni 2020
-RuangSinggah

Note: Ini karya lama saya yang baru saya angkat ke ranah tulis menulis, semoga pembaca bisa menikmati. Terimakasih!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline