Lihat ke Halaman Asli

Rahasia Ilahi

Diperbarui: 2 Februari 2016   15:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di sebuah dusun kecil terdapat seorang ibu yang mempunyai lima orang anak. Sang ibu membesarkan kelima anaknya sendiri karena suami tercinta sudah dulu menghadap ke haribaan Ilahi. Untuk menghidupi kelima anaknya sang ibu membuka warung kecil dipinggir jalan. Meski kecil warungnya akan tetapi hasilnya cukup untuk membesarkan dan mendidik anaknya. Hari berganti, bulan berganti, tahun berganti akhirnya kelima anaknya sudah beranjak dewasa.

Dari Lima anak tersebut empat anak mampu lulus dari perguruan tinggi dan mendapat kedudukan yang tinggi. Anak pertama menjadi dokter dan menetap di Jakarta. Anak Kedua menjadi Dosen di Kota Surabaya. Anak ketiga dan keempat lulus sarjana teknik dan sekarang bekerja sebagai engiiner di Luar Negeri. Sedangkan anak kelima tidak tamat perguruan tinggi dan sekarang meneruskan sang ibu membuka warung.

Sang ibu kadang merasa sedih ketika melihat si bungsu berpeluh keringat mengangkut barang dagangan. Sang ibu sering berpikir mengapa Allah tidak memberikan keadilan kepada sang anak bungsu. Hatinya sedih merasa ada yang tidak adil terhadap takdir yang terjadi. Mengapa Allah tidak memberikan derajat yang sama untuk kelima anaknya.

Tahun berganti sang ibu semakin beranjak renta dan sakit-sakitan. Sang ibu sudah tidak bisa menjalankan aktivitas sendiri. Sang ibu sangat tergantung kepada sang anak bungsu untuk memenuhi keperluan pridadinya. Pada saat itu kesadaran mulai tumbuh pada diri sang ibu. Bahwa selama ini sang Ilahi telah menyimpan banyak rahasia. Ketika sekarang dia membutuhkan bantuan bukan anak pertama yang segera membantu, bukan pula anak kedua yang sekarang sudah menjadi Guru Besar, juga bukan pula anak ketiga dan kelima yang sudah menduduki top manajemen di perusahaan bonafid.

Anak yang siap membantu ternyata adalah anak bungsu yang selama ini ia ratapi karena dianggap tidak berhasil. Akhirnya terbukalah kesadaran sang Ibu bahwa ini lah rahasia Ilahi yang bertahun-tahun disimpan. Sang ibu membayangkan seandainya sang anak bungsu juga berhasil lulus dari perguruan tinggi dan bekerja diluar  negeri siapa yang akan merawat dia. Air mata mulai mengalir dari mata sang Ibu menyadari betapa Allah maha penyayang.

Saudaraku kadang Allah banyak menyimpan kejutan kepada kita disuatu hari. Sebuah kejutan seringkali dimulia dari hal yang tidak menyenangkan. Akan tetapi pada akhirnya ternyata ada sesuatu yang menyenangkan di balik ketidak kesenangan yang kita rasakan. Hikmahnya adalah selalu berprasangka positif terhadap ketentuan Allah. Apa yang kita rasakan pahit sekarang bisa jadi akan menjadi manis pada saatnya ini. Allah tidaklah mungkin melupakan kebaikan hambanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline