Sekolah kami hanyalah sekolah swasta biasa di suatu kota kecil yang sedang melambung namanya, yaitu SOLO. Yah nama kota yang sedang terkenal gara-gara satu orang yaitu Jokowi. Di kota kami sekolah SMA pada tahun ini mengalami tantangan yang cukup berat dikarenakan semakin besarnya nama SMK dikalangan masyarakat setelah suksesnya Jokowi melambungkan proyek mobil SMK di Solo. Situasi dikota kami banyak sekolah SMA, khususnya swasta yang kekurangan murid pada tahun ajaran ini, sedang sekolah SMK membuka jurusan baru untuk menampung membludaknya murid.
Ada satu kisah disekolah kami saat penerimaan murid tahun ajaran baru kemarin. Seorang orangtua murid begitu serius mensurvei sekolah kami, tidak seperti biasanya. Beliau banyak bertanya khususnya permasalahan pembinaan anak didik dan proses pendampingan oleh guru. Setiap jawaban yang kami lontarkan tidak sepenuhnya dipercaya, tetapi beliau ingin melihat sendiri proses yang terjadi disekolah kami. Oya, sekolah tempat saya bekerja adalah di SMA Pangudi Luhur St. Yosef Surakarta, salah satu sekolah swasta yang cukup terkenal. Memiliki jaringan alumni yang luar biasa luas. Oleh karena itu masih menjadi salah satu pilihan masyarakat Solo, seperti salah satunya orang tua dari anak Robin Jeth Siva yang bertanya mendetail tentang sekolah kami.
Bapak ini sangat hati-hati dalam memilih sekolah bagi anaknya karena anaknya memiliki kebutuhan khusus. Robin adalah seorang anak Autis yang berkekurangan dalam kendali motoriknya, oleh karena itu ia membutuhkan perhatian khusus dari berbagai pihak khususnya guru dan teman-teman disekolahnya. Pada saat test masuk anak ini sungguh memiliki kelebihan dalam memahami soal, dikarenakan nilai test masuknya salah satu yang tertinggi dengan rata-rata 8,00. Mata pelajaran yang di testkan adalah Matematika, IPA, dan Bahasa Inggris serta Pengetahuan Umum. Akhirnya ia pun diterima disekolah kami.
Sebenarnya tidak kali ini saja sekolah kami menerima murid anak berkebutuhan khusus. Tahun kemarin sekolah kami malah sudah berhasil meluluskan salah satu anak perempuan yang juga berkebutuhan khusus seperti Robin. Perjuangan anak ini dalam mengikuti ujian nasional sungguh luar biasa dan hasilnya pun membuat orang tua dan guru-guru terharu dengan keberhasilannya lulus, ia bernama Maria Henny. Sekolah kami bukanlah sekolah inklusi khusus untuk anak berkebutuhan khusus, tapi juga tidak menolak jika ada orangtua yang mempercayakan anaknya yang berkebutuhan khusus ke sekolah kami.
Pada awal masuk sekolah, saat MOS (Masa Orientasi Siswa) dan awal-awal pelajaran memang ada tantangan tersendiri baginya untuk menyesuaikan diri. Suatu hal yang luar biasa adalah kakak-kakak OSIS dan teman-teman satu kelasnya begitu mendukung dan “momong” dia melalui proses MOS yang panjang dan melelahkan. Dalam lingkungan kelas tempat dia berada muncul rasa saling mengasihi dan empati yang sangat dalam hingga tidak ada seorang pun yang mengejeknya malah semakin suka dengan pribadi Robin yang lucu, imut, jujur apa adanya. Pada pembagian raport mid semester pada bulan kemarin pun tidak ada yang mengira kalau Robin menduduki peringkat 2 dikelas dan peringkat 7 pararel disekolah (kami memiliki 7 kelas).
Saat ini dia sungguh amat mandiri. Dulu setiap hari selalu ada pembantu yang setia menemaninya disekolah, sekarang ia mampu melakukan aktivitas disekolah sendirian dan ditemani teman-temannya. Suatu perubahan yang luar biasa. Bagi saya ia adalah pahlawan dan sumber inspirasi baik bagi teman-temannya maupun bagi kami para guru disekolah ini.