Lihat ke Halaman Asli

Hayca Duta

Hayca Duta itu nama pena

Merdeka Sih, tapi Kok Banyak Aturan?

Diperbarui: 4 Agustus 2022   07:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Seorang siswa berkata, bahwa kurikulum selalu berganti beriringan dengan pergantian pemerintahan. Presiden berganti, tidak berapa lama Menteri pendidikan pun berganti, alhasil tidak ada satupun tujuan kurikulum tercapai. 

Mungkin praktiknya memang terkesan tidak konsisten, akan tetapi tujuan pendidikan nasional selalu sama, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Ya, memang tujuan utamanya adalah 'Mencerdaskan Kehidupan Bangsa'.

Apakah sudah tercapai? Tentu saja akan ada opini bahwa tujuan belum tercapai dan ada juga yang beropini kalau tujuan pendidikan sudah tercapai. Bagaimana dengan pendapat pak guru yang sedang menulis esai ini? Saya akan mengatakan keduanya.

Bangsa ini berdiri karena para pendiri bangsa yang terdidik dan sarat dengan asupan pendidikan yang sangat dibutuhkan dalam perjuangan bangsa untuk menggapai kemerdekaan. 

Nah, apakah pendidikannya dengan menggunakan kurikulum pada saat itu berhasil? Ya, karena outputnya berhasil menjadi tokoh yang sangat penting bagi bangsa ini. Lho, bukannya itu peran individu dan bukan kurikulum? 

Zaman kemerdekaan kan belum ada kurikulum nasional, adanya kurikulum kolonial, dan sebut saja kurikulum lokal, seperti pondok pesantren dan Lembaga pendidikan lainnya yang sifatnya lokal. 

Mereka semua berhasil, kurikulum sejak kemerdekaan pun selalu melahirkan para tokoh besar yang memberikan pengaruh pada bangsa. Sebut saja B.J. Habibie, seorang jenius asli Indonesia yang menjadi ahli dan diakui dunia. 

Kembali pada masa kini, banyak yang memenangkan medali emas di bidang pendidikan meskipun minim pemberitaan, tentu saja kalah dengan berita yang viral.

Tahun 2020 menjadi awal perkenalan kurikulum merdeka, dan banyak yang beranggapan bahwa kurikulum ini 'memerdekaan guru dan siswa' atau bebas mengaktualisasikan ide dan gagasan pembelajaran. 

Apakah demikian? Ya, memang pada dasarnya ada kebebasan dalam pembelajaran yang dilakukan, namun jangan salah, ada rambu yang perlu diperhatikan dan perlunya memunculkan indikator penting dalam pembelajaran. 

Pasti ada yang tidak setuju dengan istilah bebas disini. Tidak masalah jika tidak setuju, toh negara kita kan negara yang menjunjung tinggi kebebasan berpendapat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline