Saat ini mari membahas sekilas mengenai Kisah Sejarah tentang seorang pahlawan nasional, yaitu tentang CHRISTINA MARTHA TIAHAHU, MUTIARA DARI NUSALAUT. Berkenaan dengan nama itu, tentu semua sudah tahu. Namun tambahan keterangan berikut ini kiranya akan makin menambah wawasan atas jerih dan juangnya yang ternyata juga unik.
Memang, secara umum peristiwanya terjadi ketika dia justru masih berusia sekitar 16-18 tahun. Ketika itu dirinya sebetulnya sedang tumbuh menjadi seorang gadis remaja dengan rambutnya yang panjang hitam legam, yang biasa dibiarkan tergerai dengan cara dikepang bergelombang di punggungnya.
Secara fisik juga dilukiskan bahwa postur badannya juga bagus dan tinggi, mata hitamnya yang indah penuh ekspresi, mulutnya menarik dengan gigi yang seputih salju, tulang matanya agak menonjol seperti penduduk pulau itu pada umumnya.
Jika dilihat dari cara berdandan, pakaiannya termasuk sederhana, dimana dia berdiri disana dengan sikap tampak selalu tegar dan dengan pancaran matanya ke depan, seakan menuju gambaran tentang masa depan yang mulia. Hal itu juga tepat sesuai dengan ketegaran yang ditunjukkan pada saat harus menghadapi banyak tantangan di masa penjajahan Belanda di Nusantara, yaitu di Tanah Maluku pada khususnya.
Begitulah gambaran singkat tentang kisah perlawanan Martha Christina Tiahahu, seorang pejuang wanita dari Maluku, Mutiara dari Nusalaut, yang digambarkan oleh QMR ver Huell dalam bukunya berjudul: HERINNERINGEN VAN EENE REIS NAAR DE 0OST - INDIEN, 1830.
Jika ada yang belum tahu tentang siapakah sosok QMR ver Huell, hal terutama yang perlu diingat adalah sebagai salah satu pelaku dalam sejarah perang 1817. Dia adalah komandan kapal Evertsen, dimana di dalam kapal inilah diceritakan kisah kapal Belanda yang digunakan untuk mengangkut para tahanan ke pulau Jawa untuk dijadikan budak dan Martha Tiahahu kemudian menunjukkan peranan yang mengagetkan banyak orang.
Saat itu, salah satu calon budak yang diangkut yaitu anak-anak muda dari Kepulauan Maluku dan di antaranya ada Martha Cristina Tiahahu. sebagai seorang gadis yang menunjukkan keberanian, walaupun pada akhirnya juga harus menghembuskan nafasnya di kapal tersebut.
Pada intinya, karena tahu akan ada akibat yang buruk maka Martha Tiahahu memberontak. Tentu saja dia segera mengalami siksaan di tangan tentara VOC yang bertugas, namun ketika akan dimasukkan ke kapal dia justru tetap menolak makan dan juga menolak untuk diobati oleh para opsir Belanda. Hal tersebut adalah sebuah puncak reaksi perlawanannya terhadap arogansi kaum penjajah, dimana dia berprinsip bahwa lebih baik mati daripada dijadikan budak.
Sebagai sebuah perbandingan ringkas, Abraham Lincoln yang merupakan tokoh anti perbudakan di AS pada waktu itu justru baru berusia sekitar 8 tahun ketika Martha Christina melawan perbudakan.
Selain itu, ada juga orang yang bersikap seperti Martha Tiahahu melakukan mogok makan pada awal abad 19. Dialah Marion Dunlop, yang juga dikenal sebagai tokoh perempuan yang melakukan mogok makan pada awal abad 20, yakni pada 1909 di daratan Amerika Serikat dan ada juga Mohandas Gandhi, seorang India yang melakukan hal serupa pada tahun 1920-an di negeri Inggris.
Dengan usia yang sebetulnya masih tergolong amat belia dan rentang waktu perjuangan yang sangat singkat, tetapi Martha Christina Tiahahu memberikan kepada banyak orang tentang inspirasi perjuangan yang tidak pernah usang dimakan zaman.