Lihat ke Halaman Asli

Cucu Cahyana

Guru Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing

Salat, Puasa, Lebaran, dan Wacana Relaksasi

Diperbarui: 30 Juni 2020   21:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar meme yang dikirimkan teman Afrika Selatan saya.

Tiba-tiba saja teman Afrika Selatan saya mengirimi sebuah gambar meme. Meme itu tentu saja menggelitik. Kebetulan, di sela-sela kelas bahasa Indonesia kami, memang kami sering menyisipkan percakapan absurd semisal ini.

Mbak Terri namanya. Itu mengapa kelas kami bukanlah kelas bahasa Indonesia yang jelimet karena memang hanya kelas teri. Hahaha, receh sekali percobaan ngelucunya ya. 

Oh ya, Terri ini kelak akan bekerja sebagai misi tuhan di bagian barat Indonesia. Saya, bisa dibilang, satu-satunya guru bahasa Indonesia dia yang beragama Islam dalam komposisi guru pengajarnya. Tapi untunglah, dengan gaya percakapan kami selama ini, kami bisa memproduksi pernyataan-pernyataan yang akan kami akhiri dengan kalimat "sssst... jangan diskusikan ini dengan muslim/kristen lain, jika waktu dan orangnya nggak absurd" hahaha.. 

Seperti tadi malam, dia mengirimi saya sebuah gambar meme tentang fenomena muslim di Afrika selatan.

Gambar itu ia sisipi kalimat "is this true for Indonesians too? It's the whole truth for Muslims in Cape Town", tulisnya.

Melihat  meme tersebut saya pun tersenyum. Awalnya, saya ingin membalas dengan kalimat yang juga biasa saya pakai di dalam kelas "Anda ingin jawaban jujur atau jawaban gaya orang jawa (Indonesia)". Maaf, tidak bermaksud rasis. Tetapi beliaunya punya cukup pengalaman yang beberapa kali terulang sehingga terendap dalam kesan pribadinya bahwa orang jawa (karena tempat belajarnya di Yogyakarta) sering memberikan jawaban (pernyataan) yang berbeda dengan yang sebenarnya dia rasakan/inginkan/kenyataan. Kasarannya, a little bit confusing .. (untuk tidak bilang: nggak jujur hehehe...)

Tapi, saya putuskan untuk menjawab "Ya, itu juga terjadi dengan muslim di sini". Tak lupa saya sisipkan emoticon. "Sama... ada yang tidak salat, tidak puasa, tapi ikut merayakan lebaran". Tambah saya.

Tetiba saja saya teringat dengan polemik yang saat ini lagi hangat, RELAKSASI! Ya, dalam pandangan saya wacana relaksasi ini seperti fenomena muslim di afrika dan Indonesia dalam meme itu. Pemerintah dan rakyat negeri ini tak setegas dan sedisiplin negara-negara  lain dalam mitigasi wabah covid-19, tetapi ketika negara-negara yang tegas dan disiplin itu mulai memetik hasil "puasa lock down" mereka, dengan mulai dilonggarkannya berbagai peraturan, buset dah... pemerintah dan rakyat negara plus enam dua ini pun tak ingin ketinggalan, ambil bagian dalam perayaan lebaran relaksasi ini. 

SSSSSTTTT... jangan sampaikan hal ini ke pemerintah dan rakyat plus enam dua ya, kalau pemerintah dan rakyatnya bukan orang yang konyol! 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline