Lihat ke Halaman Asli

Cucu Cahyana

Guru Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing

Suapan Ketiga, Ingat Uang tak Bawa…

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya pada suapan ke berapa saya tak tahu persis, yang pasti, ini kejadian ke sekian kalinya. Modusnya sama, alih-alih ganti pakaian dompet ikut ketinggalan.


Setelah menjalani rutinitas jaga sekretariat seharian, saya kunjungi calon tempat kost baru di daerah Baciro, Yogyakarta. Harga sudah deal, tinggal tunggu penghuni lama menyerahkan kunci. Karena sudah deal, saya pun pamit.


Jam menunjukan pukul 16.30, pikir saya tanggung juga kalau langsung pulang ke kost. Jalan-jalan saja lihat-lihat buku ke Social Agency Baru (Toko Buku Diskon), dekat kampus. Ingat saya, di saku ada uang Rp. 50.000,- jadi meski nggak bawa dompet (sadar saku terasa kempes, nggak ada dompet terjejal di sana), kalaupun tertarik dengan sebuah buku dan harganya dibawah lima puluh ribu masih bisa terbeli lah, pikir saya. Ternyata buku yang membuat saya tertarik, disusun Philip K Hitti, harganya tiga kali lipat, Rp. 149.000. Garuk-garuk kepala meski tak gatal sambil nelan ludah….


Sudahlah, dibeli kapan-kapan saja bukunya. Apalagi bulan-bulan ini tabungan sudah diutak-atik untuk daftarin adik ikut SNMPTN. Tapi mata ini masih penasaran untuk sekedar mendaftar buku-buku baru, naiklah ke lantai 2. Mata ini pun langsung dimanjakan dengan buku-buku berbau sastra dengan cover yang WAH! cantik-cantik... Tambah ngiler.


Lelah mulai terasa setelah hampir 45 menit berkeliling, tanda waktu pulang sudah tiba. Turunlah dari lantai 2 dan langsung menuju ke tempat penitipan tas, tentu tanpa mampir ke kasir terlebih dahulu karena tak ada buku yang dibeli. Masih yakin kalau di saku ada uang Rp. 50.000,-


Adzan sudah berkumandang sementara perut juga keroncongan. Shalat / makan, shalat / makan? Akhirnya makan dulu yang dipilih, alasannya biasa, mendingan saat makan ingat shalat daripada sedang shalat ingat makan… hehe.. padahal biasanya juga ada saja yang tiba-tiba teringat saat shalat meski perut sudah kenyang…


Mampirlah di sebuah Rumah Makan Padang “Minang”, dapat rekomendasi dari teman kalau R.M. Padang ini harganya terjangkau dan masakannya enak.

“Makan sini apa dibungkus?” Tanya Abang pelayan

“Makan sini aja Bang!”

“Minumnya apa?”

“Jeruk anget”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline