Lihat ke Halaman Asli

Terhenti di Angka 111

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

TerhentiDi angka 111

Orang boleh bilang prinsip menjadi sesuatu yang harus dipertahankan secara terus menerus, bahkan dibawa mati. Tapi hal ini tidak berlaku dalam industri sepakbola yang menawarkan gemerlap koin – koin emas. Banyak klub justru berlomba – lomba menggaet pendapatan sebesar – besarnya. Umumnya pemasukan tersebut bisa dari penjualan pernak pernik, kontrak Televisi, dan berasal dari sponsor.

Tapi lain dengan FC Barcelona, yang selama ini tidak pernah memajang embel – embel sponsor. Saking bangganya, Puyol cs malah rela membayar sponsorship UNICEF yang mereka pakai mulai beberapa musim lalu. Mereka benar – benar memegang prinsipnya yaitu tidak menerima uang dari sponsor. Itulah yang perlu dibanggakan oleh setiap orang, prinsip adalah sebuah keyakinan yang harus dijaga.

Semakin merajalelanya para investor untuk menanamkan uang mereka dan berharap akan mendapat untung yang besar. Membuat klub seperti Athetic Bilbao mau menerima sponsor. Padahal mereka dari awal tidak pernah mau menerima sponsor. Akhirnya keadaan yang membuat mereka mau berkompromi, selain ditengarai karena kesulitan keuangan.

Namun prinsip itu semakin goyah dan rapuh akibat umur yang semakin tua, mungkin? Atau karena rayauan uang yang sangat besar. Seperti diberitakan oleh situs resmi klub, mereka akan mendapat dana sekitar 30 juta euro permusim mulai tahun depan, sangat fantastis. Namun, mengapa mereka bisa mempertahankan prinsip tanpa menggunakan sponsor selama 111 tahun. Apakah selama ini tidak ada yang menawarkan uang sebesar itu? Apakah pihak sponsor tidak berani menawarkan proposal karena mereka tahu Barcelona tidak mau menerima tawaran mereka? Tampaknya ini menjadi sebuah pertanyaan besar buat pecinta Barcelona.

Mungkin pihak manajemen klub yang mulai menyadari bahwa ditengah kepungan kapitalisme uang mereka tidak bisa hanya mengandalkan aset klub saja. Butuh pengorbanan yang tidak sedikit, termasuk mengorbankan idealisme. Tentu keputusan ini bukanlah sebuah keputusan yang asal melainkan sudah melalui berbagai macam pertimbangan. Namun, adakah jalan lain yang lebih bijak? Seandainya saja mereka bisa menolak tawaran sponsor itu.

by: Cahyadi Nugroho

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline