Lihat ke Halaman Asli

Nadia Cahyawati

Life at IPB University

Optimis Berhasil, PPK Ormawa Himakua IPB Kenalkan Program Smart Farming kepada Pembudidaya Purwasari

Diperbarui: 12 Juli 2023   19:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi: Lokakarya program smart farming PPK Ormawa Himakua kepada Masyarakat Desa Purwasari

Tim PPK Ormawa Himakua IPB University bersama masyarakat terus berkomitmen melakukan pengembangan potensi Desa Purwasari. Melalui tema yang bertajuk Smart Farming melalui Penerapan Teknologi Semi Automatic Incubator, tim PPK Ormawa Himakua ingin mendorong masyarakat Desa Purwasari dalam mengembangkan potensi usaha pembudidaya yang dimiliki dengan memaksimalkan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia.

Kegiatan ini dilakukan secara luring di Aula Kantor Desa Purwasari Dramaga, Sabtu, 08 Juli 2023. Kegiatan lokakarya diikuti oleh Dosen Pendamping PPK Ormawa Himakua, Kepala Desa Purwasari, Ketua Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Desa Purwasari, Dosen Pembina Pengabdian IPB University bersama dengan fasilitator, tim Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) IPB University Desa Purwasari, tim Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) Service of Community IPB University serta warga setempat.

Dalam sambutannya Wildan Nurussalam, S.Pi, M.Si., menyampaikan bahwa pihak kampus akan mensupport penuh kegiatan tersebut baik untuk menyediakan pelatihan ataupun narasumber.

"Kita sudah sepakat dan satu hati untuk menjadikan Desa Purwasari sebagai desa sentra ikan nila agar dikenal secara luas oleh masyarakat luar. Syaratnya harus lebih pintar dari pembudidaya lain dan harus mengejar dengan desa lain. Kelompok juga harus kompak, harus semuanya maju bersama bukan cuman kepalanya saja" ujar Bu Mintarti selaku tim pakar PPK Ormawa Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknolog (Diktiristek).

Dalam penyampaian materi yang dilakukan Surya Baskara, ia menjelaskan keunggulan dari teknologi semi automatic incubator sendiri, yaitu lingkungan penetasan telur yang lebih terkontrol serta dapat memotong 2 minggu waktu yang dibutuhkan ikan nila untuk memijah sehingga pemanenan larva dapat terjadi 2 kali dalam satu bulan. Hal tersebut tentu saja dapat meningkatkan produktivitas ikan nila.

Diakui oleh Yusup yang merupakan Kepala Desa Purwasari, bahwa masyarakat Desa Purwasari memiliki banyak potensi. Namun, masyarakat belum memiliki pemahaman untuk mengembangkan usahanya. Maka dari itu, ia sangat mengapresiasi dengan diselenggarakannya kegiatan lokakarya oleh mahasiswa PPK Ormawa Himakua. "Selama ini kami sudah banyak ngobrol dengan mahasiswa ini. Keterbatasan kami dari sisi akademik memang kurang. Jadi kami melakukan diskusi mengenai hormon, sifat-sifat ikan sehingga kami memutuskan mengubah RAB untuk menganggarkan kebutuhan pembuatan fishery ikan nila," jelas Yusup (08/07).

"Harapan saya melalui kegiatan ini masyarakat bisa lebih peduli dengan perekonomian dan ketahanan pangan. Kita jangan maunya dikasih terus tetapi harus bisa mandiri jalan sendiri. Nantinya, kita maunya nggak cuman budidaya satu jenis ikan nila tapi minimal ada 3 jenis misalnya nila nirwana, nila bangkok dan nila sultana" pungkasnya (08/07).

Didin selaku Ketua Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Desa Purwasari menyampaikan harapannya bahwa kegiatan pembinaan ini dapat berjalan secara berkelanjutan. Hal itu agar masyarakat yang berwirausaha bisa didampingi terlebih dahulu, sebelum mereka secara mandiri melanjutkannya.

Narahubung : Surya Baskara (081997820090)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline