Pertamina telah mencatatkan kinerja yang positif tahun lalu. Di tengah badai pandemi dan resesi global, perusahaan migas nasional tersebut masih bisa menorehkan keuntungan bagi negara.
Tak mau puas begitu saja, Pertamina gencar akan meningkatkan keuntungan tahun ini. Pertamina optimistis bisa mencetak laba dua kali lipat menjadi US$ 2 miliar atau sekitar Rp 28 triliun pada 2021.
Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) telah membenarkan target tersebut. Ia mematok Pertamina bisa meraup untung hampir dua kali lipat lebih besar ketimbang laba bersih pada 2020 yang mencapai Rp 14 triliun.
Untuk itu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menargetkan penjualan bisa naik 12 persen di tahun ini. Pun dengan investasi yang meningkat 2 kali lipat menjadi USD 10,7 miliar.
Adapun keseluruhan investasi ditujukan untuk meningkatkan cadangan dan produksi migas, membangun pabrik petrokimia, serta membangun infrastruktur midstream dan downstream gas.
Lantas, apakah proyeksi keuntungan Pertamina itu masuk akal?
Menurut saya, apa yang ditargetkan Pertamina itu masih bisa diterima akal sehat. Dan kemungkinan besar akan tercapai akhir tahun nanti. Mengingat kondisi bisnis Pertamina saat ini sehat dan kinerjanya optimal.
Kita bisa melacak kemungkinan itu dari beberapa strategi yang diambil Pertamina saat ini. Dengan melihat itu, kita bisa memperkirakan bahwa keuntungan Pertamina masih sangat mungkin untuk meningkat tahun ini.
Pertama, Pertamina terus menggenjot produksi migas di sisi hulu. Latar belakangnya karena negara kita masih kebanyakan impor dan belum mampu memenuhi kebutuhan migas dalam negeri. Oleh karena itu, Pertamina terus meningkatkan produksi migas tahun ini.
Apalagi pada Agustus 2021 nanti, Pertamina akan mulai mengelola Blok Rokan. Otomatis kapasitas produksinya semakin meningkat, bahkan berkontribusi paling dominan dengan 60 persen dari produksi secara nasional.