Mahasiswa dan Mahasiswi KKN Kolaboratif dari berbagai perguruan tinggi yang tergabung dalam kelompok 239 sebanyak 17 orang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kelurahan Antirogo. Program KKN ini dibentuk dengan tujuan untuk membantu dan mengembangkan potensi yang ada di Kelurahan Antirogo dengan melaksanakan kontribusi nyata kepada masyarakat setempat. Kelurahan Antirogo merupakan salah satu daerah yang terletak di Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember yang memiliki ras dan kebudayaan yang berbeda, dengan menggunakan bahasa Madura, Jawa, dan Bahasa Indonesia. Namun, rata-rata penduduknya menggunakan bahasa Madura dalam sehari-hari, tetapi masyarakatnya menganut arti Bhineka Tunggal Ika. Selain itu, Mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang menjadi perekonomian masyarakat Kelurahan Antirogo yang dapat dijadikan sebagai potensi besar yang dikembangkan.
Kelurahan Antirogo tidak hanya terkenal dengan pertaniannya yang subur namun memiliki usaha anyaman bambu yang berada di Desa Jambuan Kelurahan Antirogo yang menjadi potensi besar yang dapat dikembangkan. Anyaman bambu di UD. Jaya Makmur ini dibuat dengan bambu yang menghasilkan suatu produk yang dapat dijual seperti wadah nasi, tempeh, caping, keranjang, tas dll.
“ Penjualannnya tergantung pesanan, misal dalam seminngu bisa membuat pesanan sebanyak 100 produk yang dijual bahkan bisa lebih, pembuatan produk yang paling sulit itu seperti tempat lampu dan tas” tutur Bapak Hendrik pemilik UMKM anyaman bambu.
Membuat kerajinan tangan dari anyaman bambu bukanlah hal yang mudah karena membutuhkan waktu dan tenaga untuk menghasilkan kerajinan tangan yang indah. Ada banyak sekali kerajinan anyaman bambu, mulai dari yang cantik hingga yang bernilai guna. Usaha anyaman bambu Bapak Hendrik dimulai dari tahun 88, usaha ini dibuat secara turun-temurun sebagai sumber penghasilan masyarakat yang dalam satu RT masyarakatnya hampir semua bekerja membuar usaha dari anyaman bambu. Namun kendalanya pada saat pengerjaan adalah ketika turun hujan maka bambu yang sudah dipotong tipis harus dikeringkan maka jika turun hujan bambu tersebut lama untuk pengeringannya.
Kerajinan Anyaman Bambu dijual dari mulai harga 3000 hingga 25.000 tergantung bentuk produknya, dan dapat dijadikan sebagai souvenir untuk nikahan serta hajatan lainnya. Usaha anyaman bambu Bapak Hendrik ini pernah di ekspor ke luar negeri hingga 3000 pesanan. Maka dengan adanya kelompok KKN 239, diharapkan potensi UMKM di Kelurahan Antirogo khususnya Desa Jambuan dapat dikembangkan secara luas melalui e-commerce.
Hasil anyaman dari bambu tidak sekedar memiliki fungsi praktis, tapi juga fungsi estetis. Kerajinan anyaman bambu yang dihasilkan bukan hanya berbentuk barang tetapi dapat menjadi seni yang bernilai indah, Ditengah banyaknya benda-benda plastik yang harganya lebih murah, kerajinan anyaman bambu lebih sangat ramah lingkungan, untuk itu kelompok 239 ingin mengembangkan potensi UMKM anyaman bambu lebih banyak diminati lagi oleh masyarakat Indonesia karena merupakan kerajinan tradisional yang dibuat secara turun-temurun sehingga kami ingin membantu dalam pemasaran yang lebih luas lagi untuk memperkenalkan kerajinan anyaman bambu yang membantu meningkatkan perekonomian masyarakat Kelurahan Antirogo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H