Lihat ke Halaman Asli

Cahayati RatnaT

Guru di TK Pertiwi Pacewetan

Stimulasi Motorik Halus Anak Melalui Aktivitas di Rumah

Diperbarui: 30 November 2022   19:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: rumah.com

Assalamu'alaikum Wr. Wb... .

Pendidikan pada anak usia dini tidak hanya menanamkan pengetahuan, namun juga membentuk karakter dan menyiapkan anak untuk jenjang pendidikan selanjutnya. Aspek perkembangan anak usia dini meliputi aspek nilai moral dan agama, sosial emosional, bahasa, kognitif, seni, dan fisik motorik baik motorik kasar dan halus. Perkembangan fisik memiliki peran penting bagi kehidupan anak karena akan menentukan keterampilan anak dalam bergerak dan meningkatkan rasa percaya diri anak. 

Perkembangan fisik berkembang seiring perkembangan motorik yang meliputi motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar meliputi gerakan-gerakan kestabilan, keseimbangan, dan kelenturan, sedangkan kemampuan motorik halus untuk melatih koordinasi mata dan tangan, kelenturan jari-jari dan pergelangan tangan, serta kekuatan tangan.

Kemampuan motorik halus yang dimiliki setiap anak berbeda. Ada yang lambat, cepat, dan ada pula yang sesuai dengan tahap perkembangan tergantung pada kematangan anak. Kemampuan motorik halus anak dikatakan terlambat, bila diusianya yang seharusnya anak sudah dapat mengembangkan keterampilan baru, tetapi ia tidak menunjukkan kemajuan tersebut. 

Terlebih jika sampai memasuki usia prasekolah 4-5 tahun, anak belum dapat menggunakan alat tulis dengan baik dan benar dan belum dapat melakukan hal-hal dalam kemandiriannya seperti memasang kaos kaki, memasang sepatu, mengancing baju, menggunakan pengraut, menghapus tulisan, dll. Anak-anak yang mengalami keterlambatan dalam perkembangan motorik halus tentunya mengalami kesulitan untuk mengkoordinasikan gerakan tangan dan jari-jemarinya secara fleksibel.

Beberapa faktor yang melatarbelakangi keterlambatan perkembangan motorik halus misalnya kurangnya kesempatan untuk melakukan eksplorasi terhadap lingkungan sejak bayi, pola asuh orangtua yang cenderung overprotektif dan kurang konsisten dalam memberikan rangsangan belajar, tidak membiasakan anak untuk mengerjakan aktivitas sendiri. 

Keadaan tersebut membuat anak terbiasa dibantu untuk memenuhi kebutuhannya, fleksibilitas tangan dan jemarinya kurang terasah dan membuat anak kurang menggunakan waktu mereka untuk permainan yang memakai motorik halus sehingga menyebabkan kurang berkembangnya otot-otot halus pada tangan. 

Kurangnya aktivitas motorik halus pada anak akan mengakibatkan otot jari tangan anak menjadi kaku dan sulit untuk memegang benda, menulis, mewarnai, bahkan menggerakkan jarinya satu persatu. Salah satu stimulasi yang dapat meningkatkan perkembangan motorik halus anak adalah mengajak anak untuk meremas, merobek, menyemprot, menjimpit, dan lainnya.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.... .

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline