Menghindari kerumunan dan berpindah tempat adalah upaya pencegahan yang sedang didengungkan di masa ini. Iya betul, memang nggak lagi salah baca, kok. Karena kegiatan-kegiatan seperti itulah yang menyebabkan persebaran virus Corona bisa makin melebar jangkauannya. Seperti pada kasus Klaster Jawa Barat, yakni seminar di Bogor. Satu seminar rupanya bisa membawa dampak tertransmitnya virus ini ke luar provinsi. Akibatnya kini para. peserta seminar mulai dilacak dan diminta untuk langsung melakukan tes swab.
Di Tasikmalaya sendiri sedikitnya telah ada 11 orang yang ditetapkan sebagai ODP (Orang Dalam Pemantauan) dan 3 orang PDP (Pasien Dalam Pengawasan). Pemkab kemudian menjadi sangat ketat dalam menangani pencegahan dan skenario penanganan. Namun karena untuk mengatur penanganan butuh koordinasi yang ekstra, maka pencegahan adalah satu hal paling rasional yang harus dilakukan sesegera dan seketat mungkin. Terkait dengan adanya klaster Jawa Barat tersebut, maka perjalanan jauh untuk satu urusan seperti pertemuan baiknya ditunda dahulu, supaya penyakit tersebut tidak masuk ke wilayah asal ketika mereka kembali.
Bupati Tasikmalaya, H. Ade Sugianto pun memberikan imbauan pada warga dalam Surat Edaran Bupati Tasikmalaya no.9 tahun 2020 tentang penundaan perjalanan ke luar daerah. Warga juga diminta untuk menunda dahulu acara yang melibatkan banyak orang.
"Iya, kan sejauh ini belum ada KLB (Kasus Luar Biasa) ya di Tasikmalaya, atau istilahnya yang tiba-tiba kok orang Tasik sakit COVID-19, jadi semua itu dibawa dari luar. Makanya kalau bisa, tunda dulu pergi-perginya. Di sini-sini saja dulu. Nanti tunggu situasi membaik baru keluar-keluar." terang Bupati Ade.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H