Indonesia adalah satu negara yang dikelilingi oleh ring of fire alias gunung-gunung berapi yang membentang dari timur ke barat, terutama di Pulau Jawa. Tak terhitung berapa banyaknya gunung api yang berjejer atau berkumpul di satu wilayah tertentu.
Ambil contoh, di wilayah Jawa bagian tengah saja ada banyak gunung yang berkumpul, seperti Merapi, Merbabu, Sindoro dan Sumbing. Belum lagi di wilayah Jawa Timur, ada Bromo, Semeru dan Kelud, yang terakhir disebut tentu tidak asing bagi ingatan kita, karena baru saja erupsi besar sekitar 4 tahun yang lalu dan abu vulkaniknya bahkan telah mencapai wilayah-wilayah lain di sisi barat.
Kehadiran gunung berapi aktif memang membuat waswas, tetapi jika warga sudah terbiasa mengantisipasi dan memilki pengetahuan berdasar pengalaman tentang mengelola kondisi pra dan paska bencana, semua akan lancar dan baik-baik saja. Bahkan, tak heran tanah di Pulau Jawa menjadi sangat subur karena hasil endapan erupsi gunung api.
Meski begitu, masih sedikit daerah, pun pemerintah daerah terkait yang bisa melihat potensi lain tentang gunung api, selain dijadikan tumpuan untuk sektor pertanian.
Salah satu celah yang bisa dimanfaatkan adalah menjadikan kawasan gunung api sebagai tujuan wisata sekaligus pembelajaran; kalau istilah kerennya sekarang, 'ekowisata'.
Di Indonesia, sebetulnya sudah ada beberapa taman nasional (TN) yang berbasis kawasan gunung, tetapi umumnya gunung yang ada di dalam TN tersebut sudah tidak aktif, dan fokus program adalah tentang konservasi lingkungan, seperti misal Taman Nasional Gunung Palung di Kalimantan, yang berfokus pada konservasi orang utan. Selain itu, belum ada tempat-tempat lain lagi yang menyajikan gunung api sebagai titik pijak dan objek utama.
Sementara, lain cerita di Kabupaten Tasikmalaya. Baru saja tahun lalu, Presiden Jokowi mengesahkan Kepres no. 9 tahun 2019, dengan sebelumnya telah diresmikan terlebih dahulu Peraturan Gubernur no. 72 tahun 2018 tentang pengembangan kawasan Geopark di Galunggung.
Keputusan tersebut disambut dengan baik oleh seluruh jajaran pejabat di Kabupaten Tasikmalaya, termasuk Bupati Tasikmalaya, H. Ade Sugianto yang telah menggerakkan instansi terkait untuk segera menginisiasi langkah awal. Salah satu langkah awal yang telah terlaksana adalah pembuatan logo Geopark Galunggung, disusul dengan penyusunan rencana program serta kawasan.
"Tentu ini berita baik, dan kami bekerja keras untuk mewujudkan adanya satu lokasi wisata yang bisa jadi pembelajaran untuk wisatawan, sekaligus sebagai kawasan konservasi" terang Bupati Ade.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H