Lihat ke Halaman Asli

Cahaya Tasikmalaya

Seorang yang terus belajar dan ingin memajukan daerah di Indonesia

Serasi Tasik demi Pertanian Berkelanjutan

Diperbarui: 8 Maret 2020   22:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Pertanian adalah isu signifikan yang krusial, ada banyak spektrum yang bisa dibahas, mulai dari pelaku (petani) yang kini semakin didominasi oleh kelompok usia menengah, pupuk yang coco, serta sistem pertanian yang dipakai. Salah satu yang pelik adalah sistem pertanian, karena hal itu cukup menentukan hasil dari tani. Di dalamnya sendiri terdapat beberapa komponen seperti lahan, benih, pemupukan, irigasi, dan lain-lain.

Bagi suatu daerah yang memiliki potensi pertanian, umumnya akan terus diupayakan agar memiliki pertanian berkelanjutan, yang setidaknya bisa membantu negara, dalam skala makro, untuk memenuhi kebutuhan pangan. Seperti misal Kabupaten Tasikmalaya di Jawa Barat yang di wilayah bagian selatan masih sangat didominasi kawasan pertanian. Tasikmalaya sendiri selama ini cukup banyak menghasilkan pangan, seperti beras, jagung, kedelai, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar, cabai dan manggis.

Namun sayang, ketika musim kemarau rupanya lahan bertani menjadi sangat kering bahkan tanahnya bisa membelah menjadi bongkahan; Tasikmalaya butuh pembaharuan di sistem irigasi, jelas! Sebetulnya sejauh ini sudah ada beberapa saluran yang dibuat, tetapi kualitasnya kurang baik, sehingga Bupati Tasikmalaya, Ade Sugianto pun mencanangkan satu program bertajuk SERASI TASIK.

SERASI TASIK adalah program pembuatan seribu saluran irigasi di seluruh lahan pertanian di seantero Tasikmalaya. Pendanaan dari program ini nanti akan langsung dialokasikan oleh pemda dan dimasukkan ke anggaran desa supaya bisa langsung dikelola oleh warga. Niscaya swasembada pangan bisa dicapai jika sarana dan prasarana bisa dipersenjatai dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline