Kepanikan atas pandemi COVID-19 menyebabkan banyak perantau dari berbagai daerah kemudian berbondong-bondong untuk kembali ke kampung halaman.
Pasalnya, datangnya pandemi ini bertepatan dengan akan datangnya Bulan Suci Ramadan yang pada pertengahan April nanti telah dimulai. Kondisi demikian menyebabkan banyak perantau di berbagai daerah berpikir untuk mengawali mudiknya sebelum tidak bisa mudik sama sekali.
Namun, masalah justru timbul lantaran banyak dari pemudik kemudian tidak mengabaikan imbauan untuk tetap berada di perantauan saja untuk sementara. Hal tersebut tentu saja demi menghindari lonjakan tajam angka positif COVID-19 di berbagai daerah di Indonesia.
Di Kabupaten Tasikmalaya sendiri, gelombang pemudik itu pun telah berdatangan. Kondisi tersebut dirasakan secara langsung oleh warga Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya karena hampir setiap harinya mereka menyaksikan mobil berdatangan. Para perantau itu datang dari berbagai daerah di Jabodetabek dan Bandung.
Fenomena ini kemudian dengan cepat direspon oleh Polsek Bojonggambir, Koramil 1221/Taraju, UPT Puskesmas Bojonggambir, BPBD Bojogambir dan pemerintah setempat. Tim gabungan tersebut pun selama beberapa hari terakhir ini berjaga dan mendirikan posko di wilayah perbatasan masuk Kabupaten Tasikmalaya tersebut untuk memastikan siapa saja yang datang dan akan memasuki Kabupaten Tasikmalaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H