Tasikmalaya merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat tempat buah manggis menjadi primadona hasil buminya. Selain dikenal sebagai daerah dengan seribu pondok pesantren, kabupaten ini juga merupakan salah satu daerah di Jawa Barat yang menjadi sentra manggis.
Daerah ini pun telah lama dikenal sebagai daerah pengekspor buah manggis ke uar negeri. Namun, pada beberapa kesempatan memang harga buah manggis di pasar ekspor dapat mengalami penurunan.
Salah satu penyebabnya ialah penyakit mewabah yang saat ini tengah menyita seluruh perhatian dunia yaitu Covid-19. Oleh sebab itu, cara-cara lain harus dipikirkan untuk mendongkrak kembali keuntungan petani manggis di Kabupaten Tasikmalaya.
"Ada pemberitahuan perusahaan dari Cina jangan kirim dulu" pungkas Husni Tamrin (40) kepada portal berita Republika (29/1).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan ialah dengan merambah sektor industri kreatif di Kabupaten Tasikmalaya. Berkaitan dengan kondisi ini, solusi dapat muncul dari digalakannya program kewirausahaan yang berbasis ekonomi kreatif oleh Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya.
Program tersebut mencakup beberapa program seperti koperasi, pendataan potensi wilayah, dan pendampingan wirausaha yang berbasis pada aktor-aktor di pesantren Kabupaten Tasikmalaya.
Upaya tersebut merupakan sebuah langkah nyata dari Bupati Tasikmalaya H. Ade Sugianto dalam meningkatkan kemandirian ekonomi warga. Karenanya, jika ekspor buah ke luar negeri terhambat, petani buah tidak perlu khawatir karena hasil panen manggis mereka dapat diolah menjadi produk pangan siap santap yang berdaya jual tinggi dan dipasarkan di pasar-pasar domestik untuk sementara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H