Lihat ke Halaman Asli

Cahaya Priangan

Kabupaten Tasikmalaya

Sekarang Giliran Mengirim Salak Pondoh Tasik dalam Bentuk Olahan

Diperbarui: 11 Maret 2020   22:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tasikmalaya merupakan daerah yang subur dan kaya akan hasil bumi melimpah. Salah satunya ialah salak pondoh. Salak pondoh yang berasal dari daerah ini bahkan telah menembus pasar luar negeri, di antaranya adalah Cina. Tentu saja, hal tersebut adalah fakta yang patut dibanggakan oleh warga Tasikmalaya. Hal tersebut berarti kualitas rasa dan daging buah dari salak pondoh yang tumbuh di tanah mereka merupakan kualitas yang bagus karena terbukti layak ekspor. Namun, seorang petani salak bernama Aji Gunawan mengaku terkadang kuwalahan untuk memenuhi permintaan salak sehingga harus mengambil dari daerah lain.

"Kita baru 166 ton. Tapi kita juga harus selektif kalau untuk ekspor karena belum di perjalanan dan sesuai permintaan luar negeri", pungkasnya kepada ayotasik.com (08/09/2019).

Oleh karena itu, sebuah program yang berperan mendorong masifnya penanaman salak pondoh lebih banyak lagi dapat menjadi solusi yang diberikan agar perekonomian Tasikmalaya semakin tumbuh dari ekspor buah-buahan. Selain itu, program penggalakan ekspor salak pondoh ini juga dapat dikolaborasikan dengan program unggulan Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya dalam menggagas pembangunan ekonomi umat berbasis pondok pesantren yang menjadikan pengurus dan santri pondok pesantren sebagai aktor utamanya.

Bupati Ade Sugianto menginginkan bahwa nantinya, pondok pesantren dapat menjadi panggung percontohan bagi warga Tasikmalaya dalam menggerakkan ekonomi kreatif. Selain berdampak pada pengurangan masalah lapangan kerja, hal tersebut juga berimbas pada peningkatan daya tawar terhadap produk-produk pertanian di Tasikmalaya. 

Oleh sebab itu, kolaborasi yang matang antara petani salak pondoh, tengkulak, dan eksportir bersama para pengurus dan santri pondok pesantren dalam naungan program ekonomi kreatif dapat mewujudkan keinginan-keinginan tersebut. Karenanya, salak pondoh tidak akan lagi diekspor dalam bentuk buah saja melainkan produk olahan pangan lezat siap santap.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline