Lihat ke Halaman Asli

Menginternalisasikan Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

1 juni ...katanya peringatan hari Pancasila. Lima sila yang luar biasa, tentang Ketuhanan, Kemanusiaan, persatuan, musyawarah dan keadilan. lima hal yang saling bertautan satu dengan lain, yang tidak dapat dipisahkan. Lima landasan hidup seluruh rakyat Indonesia, apapun suku, ras, golongan dan agamanya.

Meski sudah tiada lagi penataran P4 sebagaimana yang dilakukan orde baru....bukan berarti bangsa Indonesia berhenti menginternalisasikan nilai** tersebut dalm kehidupan sehari**. 1 juni hendaknya tidak hanya sekedar peringatan tanpa makna. jika kita memang menjadikan pancasila sebagai falsafah hidupnya alangkah daminya negeri ini. tidak ada perseteruan antar agama hanya karena perbedaan konsepsi tentang Tuhan, mengkafirkan semabarang orang, menganggap dirinya paling berTuhan dan paling benar. padahal kehidupannya jauh dari nilai** agama yang diakuinya sebagai agamanya. sok fanatik, padahal kurang memahami (jika tidak ingin dikatakan tidak memahami) ajaran agamanya. Ketuhanan Yang Maha Esa.....cukuplah menggambarkan bahwa bangsa ini adalah bangsa yang ber-Tuhan. Seluruh aktivitas hidup bernegara harusnya sesuai dengan nilai** kebenaran bukan kekuasaan dan kepuasan.

Kemanusiaan yang adil dan beradab...cukuplah menjadikan kita manusia yang manusiawi, tidak suka membantai, membunuh, menyakiti fisik dan/atau psikis saudara kita sebangsa. dengan alasan apapun tidak ada kesempatan kita untuk tidak berlaku manusiawi. Kita bangsa yang beradab bukan biadab. cukuplah perseteruan perbedaan agama, partai, calon yang diusung yang telah melahirkan kerugian materi dan immateri. Mari sama*** jaga Persatuan Indonesia, jangan samapai terpecah telah oleh kepentingan asing dari suku apapun kita, jawa, batak, maduara, dayak, melayu, cina, tiong hoa dan lainnya. kita berada pada negeri yang satu, maka kewajiban kitalah mempertahankan persatuan negeri ini. Perbedaan itu rahmat bukan sumber laknat.

Mari Bermusyawah untuk mencapai mufakat. para anggota dewan yang terhormat anda menjadi perwakilan untuk mendengar dan menyampaikan aspirasi rakyat Indonesia. bukan untuk pukul**an karena perbedaan kepentingan antara sesama anggota dewan.

semua itu demi terwujudnya Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Mari kita internalisasikan nilai** pancasila dalam hidup kita sebagai Rakyat Indonesia....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline