Lihat ke Halaman Asli

Pendidikan untuk Generasi Anti Korupsi

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

PENDIDIKAN UNTUK GENERASI ANTI KORUPSI

Ada hal menarik ketika beberapa waktu lalu saya memberi tes ujian Sejarah kepada siswa kelas XII, ketika itu materi yang diujikan adalah tentang Indonesia masa Reformasi. Ketika pertanyaan tentang “Apa keberhasilan yang telah ditorehkan pemerintahan Reformasi sampai saat ini?” mayoritas siswa menjawab bahwa keberhasilan pemerintahan Reformasi adalah mulai dibukanya pintu kebebasan dalam berpendapat dan keberanian dalam upaya memberantas korupsi. Selanjutnya ketika pertanyaan tentang “Apa masalah terpenting pemerintahan Reformasi yang sampai saat ini belum teratasi secara maksimal?” secara sepakat seluruh siswa menjawab bahwa masalah Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) adalah masalah di pemerintah Indonesia yang belum teratasi secara maksimal.

Dari jawaban siswa tersebut, setidaknya ada 3 poin penting. Pertama, Kebebasan dalam berpendapat serta memberikan kritik dan saran adalah hal penting untuk kemajuan. Saat ini siswa bisa ikut mengkritisi kebijakan pemerintah melalui media sosial, bahkan atas dasar kemajuan siswa juga bisa mengkritisi gurunya bilamana keliru menyampaikan pelajaran. Kedua, Informasi yang disampaikan dapat mengembangkan wawasan dan pengetahuan. Siswa menjadi tau bahwa masalah Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) merupakan masalah di tubuh pemerintah Indonesia yang belum teratasi secara maksimal dikarenakan sampai saat ini pemberitaan masalah tersebut tidak kunjung habis. Ketiga, Pendidikan dapat menjadi wahana mensosialisasikan perilaku anti korupsi. Melalui pendidikan, seorang guru dapat menyampaikan dan mengaktualisasikan nilai-nilai yang terdapat dalam pelajaran, seperti nilai kejujuran yang merupakan nilai-nilai dasar untuk tidak korupsi.

Tiga poin di atas merupakan akumulasi dari jawaban-jawaban siswa yang mengindikasikan bahwa ada kesadaran dari para generasi muda untuk mengetahui berbagai permasalahan bangsa Indonesia. Mereka yang merupakan calon pemilih pemula tidak apatis dengan kondisi bangsa. Mereka menyadari bahwa inti dari berbagai permasalahan di Indonesia bermuara pada perilaku korup. Dan yang diharapkan adalah mereka juga memiliki kesadaran untuk mencegah berperilaku korup dari sejak dini.

Memang tidak semudah membalikkan telapak tangan untuk bisa menghilangkan masalah korupsi di Indonesia. Namun bila tindakan pencegahan sudah dilakukan sejak dini, melalui lembaga pendidikan, maka bukan hal mustahil untuk mengatasi masalah korupsi. Ketua KPK, Abraham Samad pernah menyatakan bahwa harapannya “suatu saat nanti generasi bangsa Indonesia ketika ditanya apa itu korupsi? Dia akan balik bertanya, korupsi itu apa? Apakah salah satu nama makanan? Masyarakat tidak akan lagi mengenal yang namanya korupsi, apalagi melakukannya”. Harapan ketua KPK itu hanya bisa terwujud apabila generasi saat ini dididik untuk memiliki kesadaran akan bahayanya korupsi, sehingga pada akhirnya mereka membenci dan memusuhi perilaku korup.

Oleh sebab itu, lembaga pendidikan harus bisa berfungsi efektif untuk menanamkan budi pekerti dan menebarkan nilai-nilai perilaku anti korupsi bagi generasi muda. Melalui lembaga pendidikan, setidaknya ada nilai-nilai dasar anti korupsi yang bisa ditanamkan pada siswa antara lain; Kejujuran, siswa dididik untuk berkata dan berbuat jujur, tidak mengakui barang yang bukan kepunyaannya, tidak mencontek ketika ulangan. Tanggung jawab, siswa dibiasakan untuk mengerjakan tugas, memiliki keinginan untuk menjadi siswa berprestasi. Adil dan Peduli, siswa dibiasakan untuk tidak membeda-bedakan teman dan mau berbagi dengan temannya. Disiplin dan Kerja keras, siswa harus terbiasa menaati aturan dan tata tertib yang berlaku, harus dibiasakan selalu berusaha untuk meraih kesuksesan. Sederhana, siswa juga dibiasakan untuk tidak berpakaian mencolok atau bergaya yang berlebihan.

Bila siswa sudah menyadari akan bahaya dari korupsi, dan memiliki kesadaran untuk mencegah berperilaku korup dari sejak dini, maka dunia pendidikan bisa memberikan keoptimisan akan munculnya generasi-generasi muda Indonesia yang bersih dan berani anti korupsi.

*Guru SMA Islam Al-Azhar Bekasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline