Lihat ke Halaman Asli

International Hijab Solidarity Day (IHSD) Keep Our “HIJAB”

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Artikel lama untuk mengikuti lomba artikel pada IHSD

International Hijab Solidarity Day (IHSD)

Keep Our “HIJAB”

Sungguh dalam islam wanita adalah Ratu. Darah-darah siap ditumpahkan demi wanita. Orang-orang yang terbunuh untuk melindungi kaum wanita tergolong mati syahid. Dan nyawa-nyawa menjadi luhur demi membela kaum hawa.

Islam tidak menjadikan wanita sebagai dagangan murahyang bisa dinikmati setiap pandangan mata. Sungguh perhatian islam terhadap wanita muslimah sangat besar agar mereka dapat menjaga kesuciannya, serta supaya menjadi wanita yang mulia dan memiliki kedudukan yang tinggi. Dan syarat-syarat yang diwajibkan pada pakaian dan perhiasannya tidak lain adalah untuk mencegah kerusakan yang timbul akibat tabarruj (berhias diri). Inipun bukan untuk mengekang kebebasannya akan tetapi sebagai pelindung baginya agar tidak tergelincir pada lumpur kehinaan atau menjadi sorotan mata.

HIJAB, itulah bukti ketaatan seorang wanita muslimah kepada Allah dan Rasul.

} وَمَا كَانَ لمُؤْمِنٍ وَلاَ مُؤْمِنَةٍ إذاَ قَضَى اللهُ وَرَسُولُهُ أمْرًا أنْ يَكُونَ لهُمُ الخِيَرَةُ مِنْ أمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً مُبِينًا

“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak pula bagi perempuan yang mu’minah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia telah sesat, dengan kesesatan yang nyata.” (Q.S. Al-Ahzab: 36)

Allah SWT dengan tegas telah menyampaiakn dalam firmannya, memerintahkan kaum wanita untuk menggunakan hijab :

} وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلاَ يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إلاَّ مَا ظَهَرَ مِنْهَا {

“Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluan-nya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (Q.S An-Nur: 31)

} وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلاَ تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الجَاهِلِيَّةِ الأُولَى {

“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah.” (Q.S. Al-Ahzab: 33)

} يَا أيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لأزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ المُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلاَبِيبِهِنَّ {

“Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” (Q.S. Al-Ahzab: 59)

Semua tubuh wanita adalah aurat, sebagaimana yang disebutkan dalam atsar maka tidak boleh memandang kepadanya. dan Rasulullah bersabda:

"Wahai Ali, janganlah engkau meneruskan pandangan pertama kepada pandangan kedua, maka sesungguhnya bagimu yang pertama dan bukan untukmu yang kedua." HR. at-Tirmidzi.

Rasulullah SAW bersabda: “Wanita itu aurat” maksudnya adalah bahwa wanita harus menutupi tubuhnya. Ya, wanita adalah aurat. Setiap bagian tubuh wanita adalah daya tarik bagi lawan jenisnya. Baik itu secara anatomis/fisik, maupun pola tingkah laku dan cara bersikap.

Hijab adalah iffah, hijab adalah kesucian, hijab itu adalah taqwa, hijab adalah iman, hijab itu adalah rasa malu.

Jadi, tidak ada alasan dari seorang wanita muslimah untuk tidak menjaga hijabnya.

Tapi dimanakah posisi para wanita saat ini dalam percaturan tentang wanita-wanita salehah? Dimanakah para wanita sekarang yang terjerumus ke dalam pelanggaran-pelanggaran syar’I dalam cara berpakaian, berbicara, dan dalam tingkah-laku terhadap lawan jenis? Yang ketika dinasihati, sebagian mereka menjawab, “ Semua wanita melakukan begini, aku tak mau melawan arus” atau “ Sekarang ini sudah zaman globalisasi, tidak ada lagi pengekangan atas hak-hak perempuan, Emansipasi… emansipasi!!”

Subhanallah! Dimanakah kekuatan agama dan keteguhan atas prinsip-prinsip islam, jika dengan serendah-rendahnya rintangan, dengan mudahnya kita berpaling dari menaati Allah kepada ketaatan terhadap syaithan?

Padahal di belahan bumi sana, banyak sekali saudari-saudari kita yang untuk mempertahankan hijabnya saja butuh usaha yang tidak sedikit sampai mempertaruhkan nyawa, mengorbankan rasa aman, dan senantiasa bergelut dengan ketakutan.

Masihkah engkau ingat dengan kasus yang menimpa saudari kita, Marwa Al-Sharbini, yang meninggal dunia karena ditusuk oleh seorang pemuda Jerman keturunan Rusia di ruang sidang gedung pengadilan kota Dresden, Jerman. Saat itu, Marwa akan memberikan kesaksian dalam kasus penghinaan yang dialaminya hanya karena ia mengenakan jilbab. Belum sempat memberikan kesaksiannya, pemuda Jerman itu menyerang Marwa dan menusuk ibu satu orang anak itu sebanyak 18 kali.

Atau, apakah engkau pernah diusir dari bus kota hanya karena hijab yang engkau gunakan seperti yang dialami muslimah di Denmark sana? Dikeluarkan dari sekolah karena memakai jilbab seperti siswi islam di Perancis? Dikejar-kejar para “Islamfobia” karena jilbab yang engkau kenakan? Sungguh, pada saat ini, para wanita muslimah di Negara kita sudah bisa menikmati kebebasannya untuk mengenakan pakaian taqwa, namun kenapa tidak banyak yang sadar dan peduli untuk segera berhijab?

Memakai pakaian taqwa bukan hanya sekedar simbol keagamaan saja. Tetapi hijab adalah bukti ketaqwaan dan kecintaan seorang muslimah kepada Rabb-Nya.

Mengenakan busana muslim adalah hak prerogative seorang muslimah. Kita harus memperjuangkannya. Dimanapun wanita muslimah bekerja, berada di luar rumah, hak-haknya untuk menjaga hijab harus dilindungi.

Sekali lagi, ukhti… engkau adalah Ratu. Jadilah muslimah sejati. Janganlah engkau tergoda oleh merajalelanya wanita-wanita yang durhaka, meremehkan hijab, yang senang bercumbu rayu dengan para lelaki, terjerambab dalam cinta di antara mereka, serta senantiasa berdekat-dekatan dengan hal-hal yang haram.

Ya, saat ini kita berada di zaman yang penuh fitnah dan godaan dengan berbagai jenisnya yang beraneka ragam.

Saudariku,,, jadilah wanita pembangun paradaban, yang kelak memberikan kontribusi demi kejayaan islam.

Keep our “hijab”

Because we a are a “Diamond” and make sure that our shiny always be shine till the end of the time…

OLEH: NUR’AINI

Program Studi Ilmu Keperawatan

Nursing Islamic Center (NIC)

Fakultas Kedokteran

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline