Lihat ke Halaman Asli

Bagian 2, Jalinan Rotan Merajut Asa

Diperbarui: 5 Desember 2017   23:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jembatan Iwur menuju ibu kota kabupaten (Oksibil)

Matahari masih malu - malu menyelinap di antara kabut putih, tulang-tulang masih terasa ngilu disentuh dinginnya udara pagi oksibil. pagi ini kami bersiap untuk menuju distrik iwur, ranah pengabdian kami. 3 mobil ber merk hillux siap mengangkut kami dan semua peralatan yang sudah kami siapkan untuk hidup disana, mulai dari kasur, pelaralatan dapur, sediaan bahan makanan, hingga persediaan perlengkapan pribadi untuk 1-2 bulan ke depan kami bawa karena disana tidak ada pasar ataupun kios yang menyediakan kebutuhan kami.  

semua barang di susun di bak belakang mobil dan ditutupi terpal, jaga - jaga jika hujan. kaka-kaka yang berjumlah 6 orang itu yang akan  mengantar ke iwur pun sudah siap berangkat dan mengambil posisi di antara tumpukan barang-barang. setelah perut terisi dan semuanya siap, kami berangkat menuju negeri antah berantah itu, hehe

kami juga didampingi oleh pendamping dari pusat, provinsi dan kabupaten mengantar hingga puskesmas iwur, dan memastikan kami mendapatkan tempat tinggal yang layak. lebih kurang 2,5 jam kami melewati jalanan setengah aspal, kadang berbatu ,mendaki menurun. disepanjang perjalananan pemandangan indah memanjakan mata kami. Hutan-hutan yang diselingi kabut menciptakan lukisan alam yang begitu indah, meski kadang ada perasaan gamang karena jalanan yang kita lewati bersebelahan dengan jurang dan bukit.

mobil berhenti tanda perjalanan kami sudah sampai, tapi tak ada tanda-tanda pemukiman atau akses menuju puskesmas. Kami berhenti tepat di antara hutan dengan pepohonan-pepohonan tinggi dan tanah berlumpur pasca hujan semalam. Yaaa.. inilah petualangan kami selanjutnya...

saat mobil berhenti sudah ada sekitar 10 orang bapa - bapa papua menanti kedatangan kami, mereka siap membantu untuk mengangkut barang - barang kami yang banyak itu. Kami yang tanpa persiapan alas kaki yang sesuai mulai ragu untuk melewati hutan dan tanah berlumpur ini, kami memutuskan untuk melepas alas kaki. seorang bapa bilang "suster tidak usah bawa apa-apa, bawa diri suster saja baik-baik" ini suatu bentuk ketidakyakinan bapak itu melihat kami untuk menaklukkan hutan papua, hehe. kami hanya tersenyum dan mengepalkan tangan sambil berterian SEMANGAT !!

perjalanan di mulai, bapak-bapak mulai memikul kasur, panci, kompor, tas koper, dan barang lainnya yang super banyak itu. Mereka mulai bergerak lincah menyusuri hutan papua itu, kami mengikuti dari belakang. Seringkali telapak kaki nyeri tertusuk oleh akar-akar pohon, tak jarang juga terpeleset dengan licinnya tanah berlumpur atau ketika menemui jalan dari pohon yang berlumut.  Meskipun begitu semangat kami masih membara apalagi melihat bapak - bapak yang ikhlas membawa barang kami terlihat dari wajah bahagia dan tawa mereka karena saking senangnya distrik mereka didatangi tenaga kesehatan. Sekitar 2 jam perjalanan terlewati dan kami istirahat di jembatan rotan tali 3 ini. jalinan rotan  yang merajut asa ini yang akan kami lewati untuk menuju distrik iwur.

SYOK, mau nangis, pengen balik pulang, semua terlintas di pikiran saya saat itu. kami hanya bisa duduk termenung melihat bapak-bapak itu menyebrangi jembatan itu. duduk istirahat untuk menunggu giliran untuk menyebranginya, karena jembatan ini tidak bisa dinaiki oleh lebih dari 3 orang. apakah kami harus menyerah atau duduk termenung  meratapi perjalanan ini?..

salah seorang diantara kami, pipit si wanita mungil itu mulai maju meyakinkan diri dan meminta tips kepada bapak-bapak itu bagaimana untuk melewati jembatan ini, syaratnya hanya berpegangan kuat, melangkah pasti dan dan terlalu sering melihat ke bawah sungai karena akan membuat kita pusing dan melayang-layang. melihat keberaniannya pun, kami menguatkan dengan menyoraki semangat kepada pipit. pipit mulai menyebrangi jembatan dan satu persatu kami juga memberanikan diri untuk melewati ritangan ini, toh mereka saja bisa kenapa kita tidak? walaupun persaan saat itu campur aduk tapi teman yang saling menguatkan membuat kami bisa menaklukkan itu semua.

setelah menyebrangi jembatan, masih ada jalan hutan yang harus dilalui. perjalanan dilanjutkan lagi sekitar 2 jam. jadi total perjalanan kami saat itu sekitar 4 jam. Sampai di puskesmas sekitar pukul 16.30 WIT dengan tampilan yang sdh tak karuan, pakaian yang berlumpur hingga wajah yang sdh legam yang seharian menyapa matahari, hehe. Masyarakat dengan ramah menyambut kedatangan kami dan kami pun bahagia bisa sampai dengan selamat di distrik iwur ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline