Lihat ke Halaman Asli

Terib Tibo Semo Nirya [Part 1]

Diperbarui: 5 Desember 2017   00:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puskesmas Iwur, Kabupaten PegununganBintang - Papua

Pesawat twin otter bertulisan Trigana air yang membawa tim kami 9  orang dan 3 orang penduduk asli landas dengan mulus di bandara Oksibil.  Pukul 16.30 WIT saya dan tim menginjakkan kaki pertama kali di negeri  mutiara hitam ini. Udara dingin yang menyisip hingga ke tulang disertai  suguhan alam yang indah dengan kabut dan pinus, sekejap membuat rasa  lelah hilang. 

Lelah akibat jadwal penerbangan yang delay,seharusnya  terbang pukul 08.00 WIT diundur hingga pukul 15.00 WIT. Begitu  tentatifnya jadwal penerbangan di bandara sentani disebabkan cuaca alam  papua yang ekstrim, belum lagi pesawat yang akan berangkat adalah jenis  pesawat twin otter dengan baling-baling di sayap kiri dan kanan dengan  muatan penumpang 12 orang ditambah dengan 1 orang pramugari, pilot dan  co-pilot.

 Selama 50 menit di udara menikmati keindahan Pegunungan  Bintang, tak henti-hentinya takjub dengan ciptaan Tuhan serta syukur  yang terucap mengakui begitu indahnya bumi Indonesia ini. SELAMAT DATANG  DI BUMI OKSIBIL begitulah kira-kira makna tersirat yang diutarakan  gapura yang kita temui ketika memasuki kota oksibil ini. 

Gapura yang  ditengahnya ada patung yang menyerupai YESUS dengan posisi mengembangkan  tangan dan terpampang jelas tulisan yang menjadi moto kabupaten ini TERIB TIBO SEMO NIRYA, yang artinya mari bangkit membangun bersama.  Tulisan yang langsung terpatri dalam benak saya untuk kembali  menguatkan semangat pengabdian, bersama-sama membangun indonesia tidak  pandang suku, budaya, agama, atau apapun profesinya semua bersatu  membangun indonesia.

Saya seorang bidan yang tergabung dalam  program Nusantara sehat dari Kementerian Kesehatan RI. saya bersama 6  orang lainnya dipersatukan dalam 1 tim kesehatan yang berkolaborasi  inter profesi kesehatan yakni dokter, perawat, bidan, gizi, kesehatan  masyarakat, kesehatan lingkungan dan analis laboratorium. Tim ini akan  hidup di tengah-tengah masyarakat distrik Iwur dan bersama-sama untuk  meningkatkan derajat kesehatan disana.

Memberanikan diri keluar  dari zona nyaman untuk mengenal indonesia lebih dekat. Kami yang  mayoritas berasal dari perkotaan wilayah barat indonesia dengan  fasilitas yang serba ada mencoba menguatkan hati untuk bisa bertahan  dengan kondisi yang sangat jauh berbeda dari tempat asal kami. Adat  budaya yang berbeda, tantangan geografis yang sangat sulit, kehidupan  yang keras, serta fasilitas yang terbatas cukup menggoyahkan kami untuk  keluar meninggalkan mereka. Tapi apa daya  hati tak bisa berdusta ketika  melihat mereka disana dengan segala keterbatasannya. Apakah tega  meninggalkan mereka, mereka juga indonesia, mereka juga manusia.

 Inilah  awal cerita saya dalam misi memanusiakan manusia di perbatasan Papua.  pengalaman unik, menarik dan menggelitik berpadu dalam cerita perjuangan  membangun kesehatan disini. nantikan kisah selanjutnya tentang  kehidupan di sana, pengalaman dalam memberikan pelayanan kesehatan,  budaya dan kaitannya dengan kesehatan, hingga konflik serta kesulitan  yang dihadapi selama disana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline