Lihat ke Halaman Asli

Cahaya Islam

Arsitek Peradaban

Ramadhan Bulan Perjuangan Raih Takwa

Diperbarui: 15 April 2021   18:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Bulan Ramadhan telah tiba, sukacita masih meliputi kaum muslim dalam menyambut bulan mulia ini. Kegembiraan layak dirasakan umat Islam karena pada bulan ini Allah menjanjikan pahala yang berlipat ganda. Rasulullah SAW bersabda: "Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. 

Allah Ta'ala berfirman: "Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi." (HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151)

Dari hadist tersebut dijelaskan bahwa Allah melipatgandakan pahala setiap amal kebaikan menjadi 10 hingga 700 kali lipat. Namun khusus puasa Ramadhan, Allah melipatgandakannya menjadi tak terhingga.

Namun Ramadhan tahun ini umat masih saja mengalami berbagai ujian. Pandemi yang tak kunjung usai hingga adanya musibah banjir dan gempa bumi. Belum lagi persoalan naiknya harga bahan pokok yang biasa menjadi 'momok' di bulan Ramadhan.

Sudah seharusnya Ramadhan kali ini menjadi lebih 'istimewa' dalam perjuangan. Tidak hanya berjuang menahan lapar dan dahaga, namun perjuangan untuk meraih gelar takwa. Akankah terwujud gelar takwa ini, disaat penderitaan yang berkepanjangan terus dialami umat Islam?

Mengutip percikaniman.org, secara etimologi takwa berasal dari kata waqa -- yaqi -- wiqayah yang artinya menjaga diri, menghindari dan menjauhi. Sedangkan pengertian takwa secara terminologi, takwa adalah takut kepada Allah berdasarkan kesadaran dengan mengerjakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya serta takut terjerumus dalam perbuatan dosa. 

Maka umat Islam harus lebih mengarahkan energi selama Ramadhan untuk lebih utuh memahami Islam dan berupaya menjalankan seluruh syariatNya dalam kehidupan.

Orang yang bertakwa akan merasa takut jika hukum-hukum Allah ditinggalkan. Sehingga dia pun akan menebar kesadaran memperjuangkan Islam kaffah. Mari jadikan momentum Ramadhan ini sebagai bulan perjuangan yang akan mengantarkan kita meraih takwa yang sesungguhnya.
Waallahu a'lam bishawwab




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline