Lihat ke Halaman Asli

Caecilia Paramitha

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Media Digital dan Analog, Bedanya Apa Sih?

Diperbarui: 21 September 2021   23:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : thedrum.com

Seperti yang kita rasakan saat ini, semakin banyak hal yang berubah seiring berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi. Dalam hal ini, media juga mengalami perubahan sejak kemunculan internet. Dulunya, media tradisional atau analog sebagai media penyalur informasi sangat ramai di pasaran dengan berbagai bentuk fisiknya, seperti flyer, majalah, koran, dan sebagainya. 

Kini, media mengalami digitalisasi agar mampu mengikuti arus perkembangan zaman dan minat masyarakat. Selengkapnya akan dijabarkan hal-hal mengenai penulisan pada media analog dan media digital menurut Brian Carroll dalam bukunya yang berjudul Writing For Digital Media.

Lalu, apa perbedaan dan persamaan kedua media tersebut? 

Pada media digital, pengguna tidak hanya membaca konten yang disajikan, namun bisa berinteraksi melalui kolom komentar atau mengklik tombol "suka". Interaksi juga bisa melalui hypertext, yang memungkinkan pembaca terhubung ke situs lain. Sedangkan, media analog hanya memiliki sifat satu arah. Hal ini menyulitkan pembaca untuk bisa terhubung dengan si penulis pada sebuah artikel.

Selain itu, informasi yang disajikan di media digital dapat diakses kapan saja dan dimana saja. Hanya dengan berselancar di beberapa situs web, pembaca akan lebih mudah dan cepat mendapatkan informasi yang dibutuhkan.  Sedangkan, media analog membutuhkan waktu yang cukup lama bagi pembaca mendapatkan informasi dari media yang tersebar.

Media digital juga mampu menyajikan visual seperti foto, audio, grafik, video pada konten yang diciptakan. Berbeda dengan media analog yang umumnya lebih banyak menyajikan teks saja. Penerbitan tulisan pada media analog membutuhkan biaya percetakan dengan jumlah yang cukup besar, dibanding media digital yang bahkan tidak ada biaya untuk menerbitkannya. Bahkan konten di media digital dapat diperbaharui, ditambahkan, dan dihapus kapan saja.

Pada dasarnya, menulis pada media analog dan digital sama-sama menciptakan tulisan yang jelas, ringkas, lengkap dan benar. Namun, banyaknya pengguna internet saat ini membuat siapapun dapat membuat tulisan yang isinya belum tentu bisa dipertanggungjawabkan. 

Untuk menulis pada media digital, penulis memiliki peran penting di dalamnya untuk menilai kredibilitas tulisan digital yang dibuatnya. Penulis media digital harus memenuhi tiga peran penting, yaitu pertama sebagai komunikator pesan (communicator of message), penulis digital diharapkan terampil dalam menyampaikan pesan secara provokatif, menarik, cerdas, atau mendalam.

Kedua, pengatur informasi (organizer of information), penulis digital harus memahami tulisan yang ia buat, penting atau tidak cukup penting untuk membantu pembaca mendapatkan informasi yang diinginkan. Ketiga, penerjemah (interpreter), penulis harus bisa menyalurkan pesan secara tepat sesuai dengan medianya. 

Hal tersebut berpengaruh pada pembaca yang menganggap bahwa informasi yang disebarkan melalui internet lebih kredibel dibanding informasi pada media analog. Mengingat mudahnya penerbitan, sangat memungkinkan informasi yang disebarkan tidak kredibel. Berbeda dengan media analog yang melewati proses verifikasi pada institusi  medianya. Oleh karena itu, diperlukan perhatian ekstra untuk memilah informasi yang beredar di situs web.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline