Lihat ke Halaman Asli

Analgin Ginting

Saya seorang pencinta kemanusiaan, suka berbagi untuk kebaikan bersama

Tidak Objektif Penulisan Sejarah Nasional, Kerajaan Haru Belum Ditulis

Diperbarui: 23 Januari 2025   16:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rekaan terhadap Kerajaan Haru menguasai Selat Malaka. Sumber : https://daerah.sindonews.com/read/1380647/29/kerajaan-aru-riwayat-negeri-perompak-pengu

Penulisan Sejarah Nasional Belum Objektif.

Ya, tidak dimasukkannya Kerajaan Haru secara komprehensif dalam narasi Sejarah Nasional Indonesia bisa menjadi indikasi bahwa penulisan sejarah Indonesia belum sepenuhnya lengkap dan objektif. Berikut adalah beberapa alasan yang mendukung pandangan tersebut:

1. Kesenjangan dalam Representasi Sejarah Wilayah Sumatera Utara

Sejarah Indonesia cenderung lebih menonjolkan kerajaan-kerajaan besar seperti Sriwijaya, Majapahit, dan Mataram.

Wilayah Sumatera Utara memiliki kerajaan-kerajaan bersejarah seperti Kerajaan Haru, namun kurang mendapat perhatian yang sama.

Padahal, Kerajaan Haru memainkan peran penting dalam jalur perdagangan Selat Malaka, perlawanan terhadap ekspansi Aceh, serta dalam membentuk identitas kebangsaan masyarakat Sumatera Utara.

2. Pengabaian terhadap Keragaman Sumber Lokal

Sejarawan seperti Virginia Matheson Hooker dan Daniel Perret menekankan pentingnya sumber lokal seperti tradisi lisan, naskah kuno, dan hikayat untuk memahami lebih dalam sejarah kerajaan seperti Haru.

Dalam sejarah resmi, narasi besar yang didasarkan pada catatan Jawa dan Melayu menjadi dominan, sementara banyak kerajaan kecil atau lokal seperti Haru, Minangkabau kuno, dan lainnya belum dimasukkan secara merata.

3. Ketidakobjektifan dalam Narasi Konstruksi Nasional

Sejarah nasional cenderung ditulis untuk membentuk identitas kolektif dan kebanggaan nasional, sehingga kerajaan yang dianggap "pusat kejayaan" diberi sorotan lebih besar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline