Lihat ke Halaman Asli

Cacaw Soemantri

Berusaha membuat lebih simple dalam mengelola suatu persoalan

Diduga Akibat Getaran Proyek Seismik PT Pertamina, Bangunan Rumah Warga Alami Kerusakan

Diperbarui: 28 Mei 2024   12:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Infan Kuswandi (Dok. pribadi) 

KARAWANG -- Proyek Seismik PT. Pertamina yang gencar dilakukan di beberapa wilayah di kabupaten Karawang, mulai banyak berdampak terhadap lingkungan. Diantaranya ada yang sampai membuat bangunan rumah warga retak-retak. 

Pihak PT. Pertamina dalam menjalankan proyeknya dinilai gagal melindungi dan memberikan rasa aman terhadap warga lingkungan setempat yang terdampak. 

Seperti yang dialami Infan Kuswandi pemilik rumah di jalan Cibungur Indah RT 03/ RW 14 Kelurahan Karawang Wetan Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang, kepada awak media pada Rabu, 22 Mei 2024 mengeluhkan tentang dinding bangunan rumahnya mengalami retak diduga akibat getaran seismik PT. Pertamina diwilayahnya. 

Infan menjelaskan, saat itu dirinya sudah memberi tahu salah seorang petugas PT. Pertamina yang ada di lokasi pekerjaan dimana meraka bekerja diajak kerumah dan dia pun merasakan getaran tersebut bahkan melihat secara langsung kerusakan rumahnya dan disaksikan Babinsa Karawang Wetan pak Heri.

Atas insiden keretakan rumahnya tersebut Ifan Kuswandi tidak akan tinggal diam, dirinya tidak akan membuka pintu damai selama proses penyelesaian kedua belah pihak tidak kunjung menemui titik terang. 

"Saya tidak akan membuka pintu damai perkara proyek seismik PT. Pertamina ini, karena sudah membuat dinding bangunan rumah saya retak-retak," tegasnya, Selasa (28/52024). 

Masih dikatakan Infan, Dirinya tidak tinggal diam akan terus perjuangkan untuk meminta pertanggung jawaban yang sesuai terhadap pihak perusahan dalam hal ini PT. Pertamina. 

"Pasti saya akan perkarakan sampai ke atas, apapun resikonya. saya siap, dan saya tidak akan pernah takut sedikitpun, karena mereka hanya kebanyakan dongeng tidak ada pembuktian nyata selama ini," pungkasnya. (caw). 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline