Anak-anak jaman ’90 dan ’00 sangatlah berbeda. Pada jaman dahulu, anak-anak cenderung memilih lagu-lagu Indonesia seperti ; Diobok-oboknya Joshua, Libur T’lah Tibanya Tasha, Bolo-bolonya Tina Tun, dan masih banyak lagi. Selain itu, film-film yang dibintangi oleh Sherina Munaf yaitu Petualangan Sherina sangat ‘hits’ pada jaman itu. Pada jaman itu, anak-anak bermain mainan tradisional seperti petak umpet, bentengan, tong rembet, dan banyak anak-anak perempuan yang suka main masak-masakan atau dokter-dokteran menggunakan boneka mereka. Anak-anak jaman dahulu seakan-akan benar-benar menikmati hidup mereka tanpa terpengaruh teknologi. Permainan yang mereka lakukan mengharuskan mereka untuk berlari, melompat, dan bergerak sehingga mereka cenderung lebih sehat, karena mereka tidak sekendar bermain untuk bersenang-senang tapi secara tidak langsung juga berolahraga. Inilah yang menyebabkan anak-anak jaman ’90an memiliki level sosialisasi yang tinggi.
Lain halnya dengan anak-anak jaman sekarang, yang hidupnya didominasi oleh perkembangan teknologi yang tinggi ; seperti video games, gadget, komputer, dan barang-barang canggih lainnya. Mereka tidak lagi menyukai lagu-lagu anak dari Indonesia namun cenderung lebih suka dengan musik Barat yang liriknya saja sudah tidak mencerminkan negara kita, Indonesia. Selain itu, dengan pesatnya perkembangan teknologi membuat mereka semakin asik dengan dunianya sendiri. Mereka tidak lagi bermain permainan yang membutuhkan tenaga fisik sehingga mereka cenderung lebih pasif dan apatis. Ditambah lagi, ada program sekolah baru yang sebetulnya malah memperparah karakarteristik anti sosial yang dimiliki oleh anak-anak jaman sekarang, yaitu program homeschooling.
Homeschooling adalah program dimana anak-anak mendapat pendidikan tetapi dilakukan secara privat di rumah. Hal ini memang terlihat menguntungkan karena anak-anak tidak perlu bangun pagi-pagi hanya untuk ke sekolah. Selain itu, anak-anak juga tidak perlu mempelajari semua pelajaran, hanya pelajaran yang benar-benar diminati sajalah yang akan diajarkan. Namun, homeschooling ini justru membawa dampak negatif bagi perkembangan EQ anak, karena anak-anak tidak terbiasa bersosialisasi dengan teman-temannya, dan tidak terbiasa berpikir secara luas. Hal inilah yang membangun mental anak-anak jaman sekarang yang lebih individualis dan cenderung berpikiran tertutup. Inilah sebabnya anak-anak jaman sekarang karakteristiknya sangat berbeda dengan anak-anak jaman ’90 an dahulu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H