Lihat ke Halaman Asli

Spekulan Sangat Berbahaya untuk Kestabilan Harga Bahan Pokok

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sepekan ini masyarakat Indonesia disibukan oleh para speklulan yang bermain dalam mengatur harga. Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel pun ikut mengendus adanya peran spekulan yang bermain dalam kenaikan harga menjelang puasa. Apa itu spekulan? Mungkin banyak dari kalan yang ga ngerti apa itu spekulan? Bagaimana dampaknya pada kestabilan bahan pangan di Indonesia?

Memang dalam banyak kasus, peranan spekulan ini sangat merugikan bagi kestabilan bahan pokok di Indonesia. Contohnya ketika kita melihat berita ini “Ketua Perhimpunan Peternak Unggas Nusantara (PPUN), Sigit Prabowo mengatakan kenaikan harga ayam di pasaran tidak dinikmati para peternak ayam.

Ia mengambil contoh, pada pekan ini saja harga ayam di tingkat peternak hanya Rp 17.000 - Rp 18.000 per kg. Sigit menduga kenaikan harga ayam potong ini karena ulah para spekulan yang memanfaatkan momentum Lebaran untuk mengambil untung. Karena itu, ia mendorong agar Kemdag segera melakukan operasi pasar sehingga harga bisa turun.

Lalu apa sih spekulan itu?

Nomina (kata benda) orang yang mencari keuntungan besar (dalam perniagaan dan sebagainya) dengan cara melakukan spekulasi (dugaan, perkiraan, dan sebagainya).

Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menegaskan bisa dengan mudah menemukan spekulan penjual beras di pasar tradisional. nLangkah pertama yang bisa dilakukan, mencari produk beras yang tidak terdaftar di Kementerian Perdagangan.

Dalam data Kementerian Perdagangan diketahui asal usul produk tersebut. Mulai dari nama beras, hingga lokasi pabrik pembuatan bisa ditemukan jika memang produk tersebut sudah mendapat izin.

Pada masa awal puasa ini para spekulan mulai semakin terendus oleh Kemendag. Gobel mengaku telah memerintahkan jajarannya untuk memantau perkembangan pasokan bahan pokok menjelang puasa dan lebaran, agar mendapat data dengan baik dan pasokkan terkontrol sehingga aksi spekulan bisa diminimalisir. Gobel mengungkapkan, permainan spekulan terungkap pada beberapa waktu lalu ketika harga gabah turun tetapi harga beras naik.  Karena itu, kementerian Perdagangan berupaya memberantasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline