Lihat ke Halaman Asli

Annisa Aulia

Full Time Blogger

New Normal atau New Moral?

Diperbarui: 26 Juli 2020   20:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam realitas koneksi yang terjadi saat ini, ada banyak macam aspek tentang "New Normal". Ada banyak sekali versi dan beragam makna tentangnya. Namun disini aku tidak ingin memberi persepsi. Sebab kemarin aku bertemu dengan moral. Ia melelang dirinya pada semua orang dengan harga mahal. Tapi tak jarang yang abai pada pelelangan itu. Sulit ku pungkiri sepertinya mencoba abai seperti kebanyakan orang tak ada salahnya, ucap batinku.

Esoknya aku bertemu lagi dengan moral. Kali ini ia tidak melelang dirinya seperti hari kemarin. Melainkan menawarkan diri dengan sepertiga harga dari kemarin kepada siapa saja yang mau membawanya pergi. Tapi apadaya, usahanya tak membuahkan hasil. Beberapa orang yang mengetahui hal itu tetap saja bersikukuh pada pendiriannya untuk tidak membeli moral dengan harga yang masih agak mahal, katanya.

Kemudian lusanya aku kembali dipertemukan oleh moral. Namun berbeda dari dua hari sebelumnya. Kali ini ia mengobral dirinya cuma-cuma kepada siapa saja yang bisa membuat satu anekdot untuk dirinya. Akhirnya aku pun dengan lugas mengatakan padanya, "Seandainya dari kemarin kau melelang dirimu dibarengi dengan rok mini seharga tiga kali lipat dari dirimu mungkin mereka akan tetap memilih rok mini itu." Lalu ia pun memintaku untuk membawanya pulang dan ingin menjadikanku pemilik atas dirinya.

Beberapa hari ketika aku pergi beriringan dengan moral disisiku, sebagian orang memerhatikan kami. Bahkan disetiap langkah kaki ada saja yang bertanya padaku, "Moralmu beli dimana?" Hingga akhirnya dipenghujung jalan raya, orang-orang mengejarku hanya demi ingin membeli moralku saat itu.

"Kenapa mereka semua berlomba ingin membelimu dengan harga mahal, padahal aku mendapatkanmu hanya dengan satu anekdot saja. Begitulah kalau menjadi manusia yang terlalu naif." Tuturku pada si moral.

"Karena hanya aku saja yang tersisa sekarang ini, mereka tidak akan pernah menemukan lagi pertokoan yang menjual moral." Jawab moral dengan nada sarkastis.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline