Lihat ke Halaman Asli

Annisa Aulia

Full Time Blogger

Masa-masa Krisis Akibat Corona, Akankah '98 Kembali Terjadi?

Diperbarui: 4 April 2020   15:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kadesa.id

Sebenarnya saya sebagai warga negara +62 sangat malu untuk menuliskan artikel ini. Namun jika saya tidak menjadi rakyat yang kritis di masa-masa yang sedang sulit sekarang, bagaimana jadinya nanti negara kami tanpa orang-orang yang peduli? Dilansir dari liputan6.com 4 orang tersangka di Kab. Cibinong Bogor, Jawa Barat diamankan petugas. 

Polisi menyita 232 botol hand sinitizer ukuran 250 ml dan 336 box berisi 16.800 masker standar kesehatan serta 950 lusin atau 11.400 masker buatan rumahan yang tidak sesuai standar kesehatan. 

Para tersangka diduga telah meraup keuntungan 160 juta rupiah yang kini terancam 5 tahun penjara atau denda 50 miliar rupiah. Para pelaku mengaku mendapatkan barang-barang tersebut dari seseorang di Jakarta demi mendapat keuntungan sebesar-besarnya di tengah maraknya virus covid 19 ini.

Disini saya tidak akan membahas dampak biologis akibat covid 19, karena saya yakin orang-orang dan beberapa media selalu memberikan berita terupdate tentang semakin banyaknya jumlah kematian di negara kita. Bahkan yang lebih mengerikannya lagi, Indonesia akan melampaui tingkat jumlah kematian daripada Italy. 

Kenapa saya beranggapan begitu? Sebab saya mengakui, bahwa saya tinggal di negara yang rakyatnya paling santai. Ini sekaligus saya membahas kenapa negara kita tidak melakukan lockdown secara menyeluruh selain dari segi pemeliharaan demokrastis yang sulit dan penyumbang terbesar negara kita sebagian adalah UMKM yang itu berarti sangat bergantung pada upah harian.

Lalu mau makan apa nanti keluarganya? Jika mereka ikut terlockdown saya yakin mereka tidak akan mati karena virus covid 19, tapi mungkin saja mereka mati karena kelaparan.

Saya tidak membahas dampak yang akan terjadi satu atau dua minggu ke depan, tapi bisa saja berdampak lebih dari dua atau empat bulan ke depan yang berdampak untuk keuangan global. 

Yang dikhawatirkan lagi banyak bisnis yang akan tutup atau phk besar-besaran terjadi di Indonesia. Khususnya bisnis pariwisata, hiburan dan jasa. 

Ancaman ini bahkan lebih berat daripada sebuah peperangan. Apakah masih tidak akan peduli sebagai warga tanah air ini? Mungkin sebagian orang kritis akan mengatakan bahwa kejadian ini adalah seleksi alam. 

Bumi sedang diistirahatkan sejenak dari perbuatan-perbuatan manusia. Memang ada benarnya juga, karena semenjak terjadinya lockdown secara universal, Negara China pada bulan Maret 2020 kemarin mendapat pengurangan populasi udara secara menyeluruh.

Jangan lagi-lagi kita semua hanya bisa menyalahkan keadaan kepada pemerintahan dengan berbagai macam aspek. Tapi dengan kesadaran kita sendirilah. Setidaknya jika bukan untuk negara, paling tidak untuk keluarga kita. Marilah kita semua membuat strategi untuk melawan peperangan virus covid 19 ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline