Lihat ke Halaman Asli

Berbaju darah

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

kemarahan...
Kebencian...
kekecewaan...
menumpuk...
menjadi satu...

Akhirnya...
Kubabat-babatkan pedang ketubuh orang-orang itu...
Hingga tubuhku berbaju darah...

Tak kubiarkan seorangpun hidup diruangan itu...
Lalu kubungkus tubuh-tubuh tak bernyawa itu...
Dengan kulit-kulit mereka sendiri...

Namun...
Tiba-tiba tubuhku gemetar...
Jantungku berdegup-degup kencang...
Akupun takut tuk membunuh diriku sendiri!..

Apa yang telah aku lakukan?...
Aku tersengal-sengal lalu terpuruk ...
Semua lalu menjadi gelap dan gelap...
Sunyi menguasai disetiap sudut-sudut...

Aku terdiam...
Dimuka pagi hari...
Kala mentari mulai meninggi...
Terkenang buruknya bayang semalam...
Begitu dahsyatnya rasa terpendam...

Syukur terucap dihati...
Semua hanya berwujud mimpi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline