Lihat ke Halaman Asli

Musafir yang Fakir

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Akulah sang musafir mimpi

Yang kini tengah berada disebuah lembah

Lembah padang pasir yang begit luas, namun hampa

Terasa hampa tanpa ada suatu tanda kehidupan

Setiap malam yang menemani hanyalah angin

Angin yang bersiul, terkadang menggoyakan tekad

Memunculkan perasaan rapuh

Angin yang menggoda, meniupkan rasa dingin yang begitu dalam

Hingga menyentuh tulang

Bintang yang selama ini menjadi kompas

Menjadi petunjuk dalam perjalananku

Entah sembunyi dimana

Bulan yang menjadi lentera

Penerangdalam perjalanan ini

Juga pergi entah kemana

Tinggal matahari yang begitu congkak

Berkata akan menemaniku dengan memberi kehangatan

Tapi apa,?

Ia membuat dahaga yang begitu dahsyat dengan membakarku

Kemudian ia perlahan pergi tanpa perasaan bersalah

Membuat langit yang semula begitu cerah

Perlahan berganti jingga yang kemudian memerah dan semakin merah

Lalu langitpun menjadi gelap kembali

Dan aku sendiri lagi, entah dimana mimpi yang selama ini kucari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline