Semua kegiatan seperti pendidikan dan pembelajaran akan dibatasi selama pandemi COVID-19 ini. Pembatasan ini membuat semua orang tidak nyaman dan membuat mereka merasa terbatas dalam apa yang mereka lakukan. Dalam kegiatan perkuliahan, kegiatan pendidikan awalnya akan dilakukan dengan tatap muka.
Namun, pasca merebaknya virus COVID-19, pihak kampus langsung mengambil langkah drastis, seperti menangguhkan pembelajaran offline. Sehingga seluruh kampus merasakan keterbatasan tersebut dan mencari cara untuk mengatasinya.
Berbagai solusi telah diterapkan, dan kita telah melihat seberapa efektif respon siswa dalam menentukan apakah akan mendukung kegiatan belajar sebelum pandemi berakhir. Salah satu solusi yang sangat efektif dan efisien adalah sistem kuliah hybrid.
Universitas Aisyiyah Yogyakarta merupakan salah satu institusi yang menerapkan sistem hybrid conference. Turunnya angka Covid-19 khususnya di DIY menjadi salah satu alasan diadakannya kuliah hybrid di Unisa Yogyakarta. Kampus yang bernaung di bawah Muhammadiyah ini berencana menggelar tatap muka terbatas pada tahun ajaran 2021/2022. Kegiatan tatap muka terbatas ini diselenggarakan dengan menetapkan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin.
Unisa Yogyakarta menggelar skrining dengan tes GeNose, rapid test untuk mahasiswa dan dosen, sebelum diadakannya kuliah tatap muka serta mengadakan vaksinasi sebanyak yang ditujukan bagi mahasiswa, keluarga dosen dan tenaga kependidikan Unisa Yogyakarta, pelajar, dan masyarakat umum di DIY.
Jika terdapat output rapid test yg reaktif, Unisa Yogyakarta telah mempersiapkan mekanisme buat dilakukan karantina pada loka spesifik & akan eksklusif komunikasi menggunakan satgas pencegahan Covid-19 Unisa Yogyakarta.
Sistem pengajaran offline ini memiliki aturan tersendiri baik untuk penggunaan ruang maupun perlengkapan kelas. Sistem pengajaran offline hanya berlaku untuk kuliah yang membutuhkan keterampilan atau praktikum.
Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta hanya mengizinkan mahasiswa yang sudah mendapatkan vaksinasi minimal dosis ke-1 untuk mengikuti kegiatan tatap muka.
Harapannya, setelah pandemi berakhir, sistem hybrid conferencing dapat menjadi benchmark ke depan untuk mencapai hasil pembelajaran, baik online maupun offline.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H