Lihat ke Halaman Asli

Menyikapi Fenomena Catcalling pada Pihak Perempuan

Diperbarui: 1 April 2024   13:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Catcalling, sebuah fenomena yang sering terjadi di tempat umum, telah menjadi masalah yang meresahkan bagi banyak perempuan di seluruh dunia. Ini adalah tindakan verbal yang tidak pantas, di mana seseorang memberikan komentar seksual atau seruan yang mengganggu kepada perempuan yang lewat. Meskipun mungkin terdengar sepele bagi beberapa orang, namun bagi perempuan yang menjadi sasaran, ini bisa menciptakan ketidaknyamanan yang signifikan dan bahkan mempengaruhi kesejahteraan mental mereka.

Salah satu dampak utama dari catcalling adalah terjadinya stres, kecemasan, dan merasa tidak aman pada perempuan yang menjadi korban. Setiap kali terjadi, perempuan mungkin merasa seakan-akan dirinya diintimidasi atau dijajah di tempat umum, tempat di mana seharusnya mereka merasa bebas dan aman. Perasaan tersebut dapat mengganggu kepercayaan diri dan kesejahteraan mental mereka secara keseluruhan.

Untuk mengatasi fenomena catcalling, diperlukan kesadaran yang lebih besar dari masyarakat serta tindakan nyata untuk mengubah budaya yang memungkinkan perilaku semacam itu. Kampanye kesadaran, pendidikan, serta penegakan hukum yang lebih tegas terhadap pelaku catcalling dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih aman dan nyaman bagi semua orang.

Selain itu, penting untuk terus mendorong pemberdayaan perempuan dalam masyarakat. Dengan memberikan perempuan kepercayaan diri, keterampilan, dan dukungan yang mereka butuhkan, kita dapat membantu mereka merasa lebih kuat dalam menghadapi situasi yang tidak diinginkan seperti catcalling. Melalui pendidikan dan pembangunan kesadaran, kita dapat merubah paradigma masyarakat sehingga catcalling tidak lagi dianggap sebagai tindakan yang dapat diterima atau diabaikan, tetapi sebagai bentuk pelecehan yang harus ditanggulangi bersama-sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline